Minggu, 24 April 2016

Tante Muda Binal Bernafsu Besar

Kejadian ini berlangsung lebih kurang satu bln yg dulu. Ketika itu aku beserta dua orang sohib kantor sedang makan siang di suatu restoran di bilangan Kemang. Diwaktu aku hendak membayar makanan, aku mengantri di belakang seseorang perempuan kece yg sedang menggendong anak mungil. Lantaran agak lama, aku menegurnya. Disaat dia menengok ke arah aku, aku amat kaget, nyatanya beliau merupakan Susi. 

Nah, Susi ini ialah istri tetangga aku di komplek hunian aku. Å“Eh, Mas Vito. Lagi ngapain Mas..? tanyanya. Å“Anu, aku sedang makan siang. Anda sama siapa Mir..? Andre ndak ikut..? Å“Enggak Mas, ia lagi pekerjaan luar kota. Aku lagi beli makanan, sekalian untuk kelak tengah malam. Soalnya si Ijah lagi pulang kampung pula. Ya telah, aku ke luar aja bareng Vina (anaknya-pen). Å“Kamu bawa mobil..? bertanya aku. Å“Enggak tuh Mas, mobilnya dipindah Mas Andre ke Lampung.  
Oo, ingin pulang bareng..? Kebetulan aku pula ingin serta-merta pulang, tadi habis pekerjaan arena lapang. Å“Ya telah nggak apa-apa. Singkat narasi, aku & ke-2 kawan aku segera pulang ke hunian masing-masing. Sementara aku, Susi & Vina pulang dengan di mobil aku. Sesampainya di hunian Susi yg cuma berjarak 4 hunian dari aku, Susi menggandeng mampir, namun aku bilang ingin pulang dahulu, merubah pakaian & menyimpan mobil. Lantaran Jenny, istri aku, sedang bertolak ke hunian orangtuanya, aku serentak saja bertolak ke hunian Susi dgn memanfaatkan celana pendek & kaos. 
Nyatanya, hunian Susi tertata lumayan apik. Disaat aku masuk, si Susi cuma memanfaatkan piyama mandi. Å“Saya mengganti pakaian dahulu ya Mas, gerah nih, menurutnya sambil tersenyum. Å“Oo.., iya, si Vina mana..? bertanya aku sambil terpesona menonton kecantikan & kemulusan body si Susi. Å“Anu Mas, ia serta-merta tidur serasi hingga di hunian tadi, kasihan dirinya capek, aku ke kamar lalu ya Mas..! Å“Eh, iya, janganlah lama-lama ya, kata aku. 
Disaat Susi masuk ke dalam kamar, ia(entah sengaja atau tak) tak rapat menutup pintu kamarnya. Merasa ada peluang, aku cobalah mengintip. Benar-benar lagi mujur, nyatanya di lurusan celah pintu itu, ada kaca lemari riasnya. Wow, buat ukuran perempuan yg sudah memiliki anak berusia 3 thn, si Susi ini masihlah punyai wujud badan yg keren & indah. 
Dgn ukuran 34B & selangkangan yg dicukur, dirinya segera menciptakan Å“adik mungil aku berontak & bangun. & yg menambah kaget aku, sebelum menggunakan daster yg cuma selutut, dirinya cuma menggunakan celana dalam kategori G-string & tak mengenakan BH. Sebelum dirinya berlangsung keluar kamar, aku segera lari ke sofa & pura-pura membaca koran. Å“Eh, maaf ya Mas kelamaan. kata Susi sambil duduk sesudah kayaknya mengusahakan utk membetulkan letak tali celana dalamnya yg menyempil. 
Ndak apa-apa kok, aku pun lagi baca koran. Memangnya Andre berapa hri pekerjaan luar kota..? bertanya aku yg pun ˜sibuk ™ membetulkan letak si ˜kecil ™ yg salah orbit. Sambil tersenyum penuh arti, Susi menjawab, Å“3 hri Mas, baru bertolak tadi pagi. Ngomong-ngomong aku serta telah 2 hri ini nggak liat Mbak Jenny, kemana ya Mas..? Å“Dia ke hunian orangtuanya. Seminggu. Bapaknya sakit. jawab aku. Å“Wah, kesepian dong..? bertanya Susi menggoda aku. 
Merasa elemen ini mesti aku manfaatkan, aku jawab saja sekenanya, Å“Iya nih, mana seminggu lagi, ndak ada yg nemenin. Anda ingin nemenin aku emangnya..? Å“Wah penawaran yg menarik tuh.., jawab Susi sambil tersenyum lagi, Å“Emangnya Mas ingin aku temenin..? kan ada si Vina, kelak ganggu Mas lagi. 
Mas Vito kan belum punyai anak, jadinya kalem. Å“Ndak apa-apa, eh iya, aku ingin bertanya, anda ini usia berapa sih? Kok keliatannya tetap jejaka ya..? sambil menggeser posisi duduk aku agar lebih dekat ke Susi. Å“Saya baru 27 kok Mas, aku married ketika 23, sesuai baru lulus kuliah. Aku diajak married Mas Andre itu sesuai ia telah bekerja 3 thn. Gitu Mas, benar-benar mengapa sih..?  
Ndak, aku kok penasaran ya. Anda telah miliki anak usia 3 th, tetapi kok tubuh anda tetap keren banget, kayak anak usia 20-an gitu. kata aku. Å“Yah, aku mengupayakan jaga tubuh aja Mas. Supaya laki laki yg ngeliat aku kepada ngiler, tuturnya sambil tersenyum. Å“Wah, anda ini dapat saja, namun memang lah iya sih ya, aku kok pun menjadi ingin ngiler nih. Å“Nah kan, mulai sejak macem-macem ya, kelak aku jewer lho..! Å“Kalo aku macem-macem beneran, emangnya anda ingin jewer apa aku..? bertanya aku sambil konsisten lakukan penetrasi dari sayap kanan Susi. 
Merasa aku jalankan pendekatan, Susi kok ya mengerti. Sambil menghadap ke wajah aku, beliau bilang, Å“Wah, kalo beneran, aku ingin jewer ˜burungnya ™-nya Mas Vito, supaya putus sekalian. Å“Memangnya anda berani..? bertanya aku, Å“Dan lagi aku serta sanggup mbales, Å“Saya berani lho Mas..! sambil beneran memegang ˜burung ™ aku yg benar-benar telah minta dipegang, Å“Terus Mas Vito mbalesnya bagaimanakah..? Å“Nanti aku remes-remes lho toketmu..! jawab aku sambil beneran pula laksanakan serangan kepada sektor dada. 
Dikarenakan merasa masing-masing telah memegang ˜barang ™, kami tak berkata tidak sedikit lagi. Aku cepat mengulum bibir Susi yg benar-benar lembut sekali & basah juga penuh gairah. & tampaknya, Susi yg telah setengah jalan, cepat memasukkan tangannya ke dalam celana aku, cocok memegang ˜burung ™ aku yg maha agung itu (kata istri aku sih). Å“Mas Vito, kon**lnya besar banget. kata Susi sambil terengah-engah. Å“Sudah, nikmati aja. Kalo ingin diisep pula boleh..! kata aku. 
& tidak dengan tidak sedikit berbicara, Susi serta-merta mengakses 2 pertahanan bawah aku. Dgn seenaknya beliau melempar celana pendek & celana dalam aku, & segera menghisap batang kemaluan aku. Nyatanya, hisapannya unggul banget. Tidak Dengan tanggung-tanggung, setengah penis aku yg 18 senti meter itu dimasukkan semuanya. Dalam hati aku berpikir, Å“Maruk pula nih wanita..!  
Sesudah nyaris 5 menit, Susi aku suruh berdiri di depan aku sambil aku lucuti pakaiannya. Tidak Dengan di komando, Susi melepas celana dalamnya yg mini itu, & menjejalkan kemaluannya yg tidak dengan bulu ke mulut aku. Ya telah, namanya pun diberi, cepat saja aku ciumi & aku jilat-jilat. Å“Mas, geli Mas, kata Susi sambil konsisten menggoyang-goyangkan pantatnya. Å“Tadi ngasih, sekarang ini komentar..! kata aku sambil memasukkan dua jari tangan aku ke dalam vaginanya yg (ya ampun) peret banget, kayak kemaluan gadis. 
Masihlah dalam posisi duduk, aku membimbing pantat & vagina Susi ke arah batang kemaluan aku yg semakin lama semakin keras. Perlahan-lahan, Susi memasukkan kejantanan aku ke dalam vaginanya yg sejak mulai agak-agak basah. Å“Pelan-pelan ya Mir..! Kelak memekmu sobek, kata aku sambil tersenyum. Susi malah menjawab aku bersama serangan yg memang lah menciptakan aku kaget. Bersama tiba-tiba beliau serentak menekan batang kejantanan aku & mulai sejak bergoyang-goyang. 
Gerakannya yg halus & lembut aku imbangi bersama tusukan-tusukan tajam menyakitkan yg cuma mampu dijawab Susi dgn erangan & desahan. Sesudah posisi duduk, Susi menggandeng buat berposisi Dog Style. Susi serta-merta nungging di lantai diatas karpet. Sambil terhubung jalan masuk buat kemaluan aku di vaginanya, Susi berbicara, Å“Mas janganlah di lubang pantat ya, di memek aja..! Seperti anak mungil yg penurut, aku serta-merta menghujamkan batang kejantanan aku ke dalam liang senggama Susi yg telah sejak mulai agak terbiasa bersama ukuran kemaluan aku. Kegiatan pantat Susi yg maju mundur, memang lah hebat. 
Kontes antar kategori kelamin itu, mulai sejak menghebat selagi Susi ˜jebol ™ utk yg perdana kali. Å“Mas, saya basah.., tuturnya bersama nyaris tak memperlambat goyangannya. Mendengar elemen itu, aku malah cepat masuk ke gigi 4, langsung banget, sampai-sampai dengkul aku terasa ingin copot. Kemaluan Susi yg basah & lengket itu, menciptakan si ˜Vladimir ™ tambah kencang larinya. 
Mir, saya ingin ke luar, di dalam apa diluar nih buangnya..? bertanya aku. Eh Susi malah menjawab, Å“Di dalam aja Mas, sepertinya saya pun ingin ke luar lagi, barengin ya..? Kira Kira 3 menit setelah itu, aku telah memang lah ingin ke luar, & kayaknya Susi serta. Sambil berikan aba-aba, aku bilang, Å“Mir, telah waktunya nih, keluarin bareng ya, 1 2 3..! Aku memuntahkan air mani aku ke dalam liang vagina Susi yg terhadap disaat bersamaan pula mengeluarkan cairan kenikmatannya. 
selanjutnya aku mengeluarkan batang kejantanan aku & menyuruh Susi menghisap & menjilatinya sekali lagi. Si Susi menurut saja, sambil ngos-ngosan, Susi menjilati penis aku. Saat Susi sedang sibuk bersama batang kejantanan aku, Vina bangun tidur & cepat menghampiri kami sambil tanya, Å“Mami lagi ngapain..? Kok Om Vito digigit..? Susi yg tampaknya tak kaget, malah menyuruh Vina mendekat & berbicara, Å“Vina, Mami nggak gigit Om Vito. Mami lagi makan ˜permen kojek ™-nya Om Vito, rasanya enak banget deh, asin-asin.. Å“Mami, emangnya permennya enak..? Vina boleh nggak ikut makan..? bertanya Vina. 
Sambil mengocok-ngocok penis aku, Susi bicara, Å“Vina nggak boleh, kelak diomelin sama Om Vito, mendingan Vina duduk di bangku ya, ngeliat Mami sama Om Vito main-main dokter-dokteran. Aku yg dari tadi diam saja, mulai sejak angkat berbicara, Å“Iya, Vina nonton aja ya, tetapi jangan sampai bilang-bilang ke Papi Vina, soalnya kasian Mami kelak. Ini Mami kan lagi sakit, jadinya Om kasih permen konsisten disuntik. Sambil tetap memegang penis aku yg sejak mulai kembali mengeras, Susi bicara kepada Vina, Å“Nanti kalo ™ Vina nggak bilang ke papi, Vina Mami beliin pakaian baru lagi deh, ya? Tuh liat, suntikannya Om Vito sejak mulai keras. 
Vina diam aja ya, Mami ingin disuntik lalu nih..! Merasa ada tantangan lagi, aku segera mencium Susi bersama lembut di bibirnya yg tetap beraroma sperma, sambil meremas buah dadanya yg kembali mengeras. Susi serentak lakukan aktivitas berputar & serentak telentang sambil tertawa & berteriak tertunda, Å“Babak ke-2 dimulai, teng..! Sementara Vina cuma diam menonton maminya & aku ˜acak-acak ™, walau terkadang dirinya menunjang mengelap keringat maminya & aku. 
Itulah pengalaman aku & Susi yg tetap berlanjut buat hari-hari berikutnya. Kadang-kadang di hunian aku, & tak jarang serta di rumahnya. Kami lakukan beragam macam gaya, & di segala lokasi & keadaan. Sempat kami melaksanakan di kamar mandi tetap bersama Vina yg ikut nimbrung ˜nonton ™ kontes aku vs maminya. & Vina serta diam & tak berkata apa-apa waktu papinya pulang dari Lampung. 
hal tersebut malah semakin meringankan aku & Susi yg tetap tidak jarang bersenggama di hunian aku diwaktu aku pulang kantor, & diwaktu istri aku belum pulang dari hunian orangtuanya. & aku dapat tetap tetap bakal menceritakan pengalaman aku dgn Susi. END
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Breaking News

PALING DICARI

Arsip Blog

Diberdayakan oleh Blogger.

Label

Arsip Blog