Selasa, 31 Maret 2015

kugoyang Sampai Merintih Nikmat





Ah.Om-om sudah pernah aku coba,kadang tu aku sampai-sampai kwalahan abis Dedek nya om kuat banget,aku jadi merem melek.Ada juga yang sudah klenger sebelum aku mencapai orgasme.Saatnya berburu lagi om-om asyik juga,kadang kantongnya tebel lumyan buat isi perur dan shoping di mall habisin waktu libur bersama teman.Bulan ini setelah sempat berkumpul-kumpul di cafe aku dan teman-temen sepakat untuk berlibur di suatu tempat.Aku dan temen2ku, Lina dan Sintia, weekend akhirnya di setujui untuk meluncur ke Anyer. Sintia nyewa cottage disana ya untuk bisa happy tentunya’. Kali ini mereka berdua gak bawa pasangannya masing2 itu ada maksudnya, karena memang kita ber3 mo berburu om om. Sebenarnya mereka mo bawa pasangannya, tapi karena aku gak punya pasangan tetap, gak jadi deh. “Kamu sih Nes, gak punya pasangan tetap”, protes mereka. “Ngapain punya pasangan tetap, banyak kok lelaki yang mo bikin Ines klepek2 sampe lemes”, aku membela diri. Akhirnya mereka mengalah. Kita nyampe di Anyer Jumat sore, banyak juga lelaki yang lalu lalang di pantai didepan cottage yang disewa Sintia. Ada yang bawa pasangan, tapi banyak juga yang sendirian. Segera kami ber3 memakai seragam wajib buat mejeng, bikini yang minim dan seksi. Kami bermain2 di pantai sambil melirik lelaki ganteng yang mondar mandir disana. Segera saja Lina dan Sintia dapat pasangan, mereka langsung cabut dengan pasangannya masing2 meninggalkan aku sendirian. Memang kalo pergi ber3, aku selalu yang paling akhir dapet pasangan. Aku berbaring saja di kursi yang banyak tersedia dipantai, sampe akhirnya ketiduran. Aku terkejut ketika ada yang menyenggol2 kakiku. Aku membuka mataku. Ada seorang lelaki ganteng, badan tegap, pokoknya tipeku bangets deh, bertelanjang dada hanya mengenakan celana pendek gombrong. “Halo, aku Edo. Sori ya membangunkan kamu. Kok sendirian sech”, tanyanya. “Saya Ines. Tadi sih datengnya ber3, teetapi temen2 Ines pergi gak tau kemana sama pasangannya masing2. Jadi Ines sendirian deh, sampe ketiduran. Om juga sendiri, eh boleh kan manggil om”, jawabku. “Boleh aja, mau gak kamu nemenin om”. “Emangnya om juga sendirian ya kemarinya, itu mah diniatin karena disini pasti om juga nyari pasangan, nyarinya yang abg kan om?”. “Ah bisa aja kamu. Om kemari sama pasangan kok, sama istri. Gini Nes, om mau terus terang. Istri om pengen banget ngeliat om ngentot ama prempuan lain”. Dia terdiam sejenak memandangiku, melihat apa responsku terhadap keterus-terangannya. “aku hanya tersenyum2 saja. “Kok cuma senyam senyum Nes, kamu mau gak ama saya dan istri, threesome gitu Nes”. Aku senang aja dapet tawaran seperti itu, biasanya kalo aku ber threesome, lelakinya 2 sampe aku termehek-mehek (kaya acara tv aja yach) ngeladeninya. Aku sih gak yakin itu istrinya, paling juga TTM nya, tapi siapa perduli. “Ok om, Ines mau deh”. “ener ya Nes, terima kasih deh”. “Kok om milih Ines sih, tuh disana ada beberapa cewek yang sepertinya abg juga”. “Om dah survei mereka, om sreknya sama kamu Nes, om napsu banget liat kamu. Bikini kamu minim banget, toket kamu besar lagi. Jembut kamu lebat ya Nes”. “Kok om tau sech”. “La iyalah, bulutangan ama bulukaki kamu panjang2, terus kamu ada kumisnya. Pasti jembut kamu lebat banget, dan juga napsu kamu juga besar kan. Kamu pasti gak puas cuma maen 1 ronde. Iya apa iya?” “Om dah pengalaman rupanya ya”. “Yuk deh ke cottage om, istri om dah nunggu disana”. “Istri apa istri sih om”, godaku. Dia hanya senyum2 saja mendengar godaanku. Aku digandengnya ke cottagenya, melalui cewek2 abg yang lagi bercanda2, mereka semua juga berbikini. “Om, gak jadi nih ngajak kita?’, mereka mengganggu om Edo. Sesampainya di cottagenya, ada seorang wanita, belum tua tapi yang pasti bukan abg dan jauh lebih tua dari aku, juga berbikini. “Ini Lina, istri om”. “Saya Ines tante”. “Jangan panggil aku tante, belum tua kok dipanggil tante, panggil nama aja biar lebih akrab”, protesnya. Lina tubuhnya tinggi semampai, lebih tinggi dari rata rata wanita Indonesia. Kulitnya mulus, berwarna kuning langsat (kenapa harus kuning ? apa tidak ada warna lain? He.. he.. heee), wajahnya bernuansa oriental. Tapi herannya kenapa toketnya besar ya ? Biasanya tipe tipe seperti itu kan toketnya cenderung kecil. Ukuran bra nya 34C (sama dong seperti aku). Toketnya yang besar terlihat bergelayutan seakan akan mau meloncat dari dalam bra bikini nya. Pentilnya kelihatan jelas tercetak karena branya tipis. Perutnya rata bener, mungkin belum punya anak, apalagi dengan berlian yang ditindikkan di pusarnya sebentar sebentar berkilauan bila dia menggerakkan tubuhnya. Sedangkan pahanya, alamak, betul betul paha peragawati, mulus sekali. Belum lagi matanya yang redup sayu membuat laki laki yang ditatapnya merasa seperti dipanggil untuk mendekat. Kamipun pergi ke belakang cottage. Rupanya om Edo menyewa cottage yang ada fasilitas kolam renang pribadi yang tertutup dari pandangan orang lain. Ditepi kolam renang ternyata sudah dipersiapkan semacam kasur angin ( seperti yang diiklankan di TV itu lho ).Disampingnya ada meja taman yang diatasnya terletak buah buahan, sebotol wine dan beberapa botol soft drink. Tentu saja ada juga tiga buah gelas kristal yang cantik. Tapi aku tidak tertarik dengan semua itu, karena setiba ditepi kolam renang, buru buru aku menceburkan diri ke air. Rupanya inisiatifku diikuti oleh mereka berdua. Kuperhatikan kontol om Edo ternyata sudah ngaceng dibalik celana gombrongnya, walaupun belum seratus persen. Tidak begitu lama kami berada diair. Kemudian kami bertiga duduk di kasur angin tersebut. Kini aku yang mengambil inisiatif. Kudorong tubuh om Edo supaya telentang dan kutarik tangan Lina untuk memegang kontol om Edo. Sedang aku sendiri cepat cepat memperamainkan toket Lina dari belakang sambil menciumi belakang telinga dan kuduknya. Diperlakukan demikian, apalagi sambil memegangi kontol om Edo yang sudah tambah mengeras, nafsu Lina rupanya cepat naik. Nafasnya agak memburu sedang mukanya sudah mulai memerah. Melihat itu om Edo mulai beraksi mengambil alih permainan. Sambil merebahkan tubuh Lina dikasur, aku disuruh menghisap menciumi toket Lina dari luar branya, sedang dia mulai menciumi paha sebelah dalam Lina, terus keatas, sampai ke daerah nonoknya. Sedang tangannya yang kiri mulai menggerayangi nonokku yang juga sudah mulai gatal. Permainan tidak berlangsung lama, om Edo segera melepas bikini Lina sehingga Lina sekarang bertelanjang bulat. Toketnya yang besar dan kencang dihiasi dengan sepasang pentil yang juga sudah mengeras. Jembutnya juga lebat, walaupun tidak selebat jembutku. Kemudian dia melepaskan bikiniku, paling akhir dia melepas celana gombrongnya. Kontolnya yang sudah ngaceng dengan kerasnya, berdiri mengangguk2, panjang dan besar sekali. Sampai dibelahan nonok Lina, tanpa basa basi mulut om Edo langsung menyerbu dan menjilat jilat sambil menghisap hisap itil Lina. Lina langsung menggelinjang hebat. Mulutnya mulai mendesis “Ouccggghhh…….” om Edo sadar bahwa dia harus memuaskan dua orang cewek secara bergantian dan berkali kali, maka tanpa membuang waktu lebih lama dia sodorkan kontolnya yang sudah ngaceng penuh itu ke belahan nonok Lina. Dia menggosok gosokkan ujung kontolnya ke itil dan bibir nonok Lina. Tentu saja hal tersebut membuat Lina bergelinjang tidak keruan. Lina langsung memegang kontol om Edo yang luar biasa besar itu untuk dimasukkan kedalam nonoknya. Tidak mudah, mungkin karena nonok Lina masih sempit. Aku jadi semakin yakin bahwa Lina bukan istri om Edo. Kalo dia istrinya, harusnyaom Edo tidak sulit untuk membenamkan kontol gedenya di nonok Lina. Maka, sambil menghisap hisap toket Lina, jari jari nya menolong membuka bibir nonok Lina supaya bisa dilalui kontolnya. “Uuuccchhh…..mmmhhhh “ rintih Lina menahan rasa nikmat. Tak berapa lama kontol om Edo berhasil juga menyeruak kedalam nonok Lina, walaupun baru sebatas kepala dan separo batangnya saja. Itupun sudah membuat Lina menjerit tertahan merasakan nikmat . “ Oouugghhhh…maas, tteerruuussss ….. oouughhh … eennnaakkkk… “ celotehnya. Mukanya jadi merah membara, matanya membeliak beliak keatas, pahanya makin dilebarkan dan pinggulnya diangkat angkat keatas. Walaupun mulutnya masih terus menghisap hisap toket Lina, terdengar bisikannya padanya “ Goyang Lin, goyang pantatmu supaya kontol ku cepat bisa masuk seluruhnya “ Diapun menggoyang goyangkan pantatnya diringi dengan hunjaman keras kontol om Edo, maka blesss… amblaslah semua batang kontol om Edo. “Aaarrggccchhhh……” pekik Lina “Maas…… kkontttoll mu ……mmmhhhhh…eennaakkk sseekkalliii….” Setelah itu om Edo makin giat menghunjam hunjamkan kontol besarnya ke dalam nonok Lina yang makin menggelinjang gelinjang dengan hebatnya. Tubuhnya yang sudah basah dengan air itu makin basah lagi bercampur dengan keringat, sedang selangkangan dan jembutnya makin basah dengan cairan yang mulai keluar dari lubang nonoknya. Matanya makin membeliak beliak sambil mulutnya yang mungil itu ternganga nganga. Akupun mulai berinisiatif lagi, lidahku mulai menjilati muka Lina, bibirnya, turun ke leher, dan akhirnya ke toketnya yang besar itu lagi. Tentu saja hal tersebut membuat tubuh Lina yang telanjang itu makin menggelinjang. Kurang dari setengah jam Lina kami perlakukan demikian ketika tiba tiba tangan Lina yang kanan mencengkeram erat erat tanganku, sedang tangannya yang kiri memeluk erat erat pinggang om Edo. Sambil mengangkat pinggulnya tinggi tinggi orgasmenya meledak diriringi teriakannya “Aaaarrrggghhh… Maaas ….oooccchhhhhhh……” Linapun terkapar sambil tangannya memegangi kontol om Edo yang tentu saja belum orgasme. Lina rupanya tidak ingin cepat cepat kehilangan kontol itu dari nonoknya. Aku terpana sekali menyaksikan adegan itu. Tangankupun tanpa sadar telah mengelus elus nonok dan itilku sendiri. Tetapi sadar akan tugasnya untuk memuaskan diriku juga, maka dengan halus om Edo melepaskan kontolnya dari nonok Lina dan mengacungkannya padaku. Tentu saja hal itu kusambut dengan bahagia, kupegang kontol itu kuusap usap, kucium kemudian ku hisap hisap sambil kutelan sisa cairan dari nonok Lina yang menempel hingga bersih. Akupun ingin memamerkan kepiawaianku ngentot kepada Lina, maka setelah menghisap hisap kontol om Edo, kusuruh dia tidur telentang sehingga kontolnya mencuat keatas. Akupun segera menungganginya sambil berusaha memasukkan kontol om Edo kedalam nonokku, dan bleessss… masuklah kontol om Edo seluruhnya. Aku tergelinjang ketika ujung kontol om Edo menyentuh bagian paling sensitive didalam nonokku, tapi kuusahakan bagian itu tidak tersentuh dulu, supaya perngentotan ini berjalan agak lama. Beberapa saat menaik turunkan pantatku diatas tubuh om Edo. Ternyata Lina memperhatikan adegan ini, dan dengan mata terbelalak sambil mulutnya terbuka, dia bangkit duduk untuk menyaksikannya lebih dekat. “Hisap pentil toket om Edo, Lin.. “ suruhku pada Lina. Tentu saja Lina menurut, dan sambil menungging dihisap hisapnya pentil toket om Edo. Kesempatan ini rupanya dimanfaatkan oleh om Edo. Sambil merem melek keenakan, dia mulai mempermainkan itil Lina, dipencet pencetnya, digosok gosoknya, sehingga Lina menggelinjang gelinjang keenakan. Melihat muka Lina makin memerah, om Edo meminta persetujuanku untuk menuntaskan hasrat birahi Lina lagi. “Percayalah, aku tidak akan sampai ngecret ….” bisiknya. Akupun mengangguk setuju. Kemudian dengan lembut toket Lina didorong sehingga dia rebah telentang. Om Edopun memulai lagi aksinya. Disedot sedotnya itil Lina sambil dijilat jilatnya dengan rakus. Aku makin terpana melihat wajah Lina yang mengeluarkan ekspresi yang sulit untuk kuceritakan. Pokoknya ekspresi untuk meminta segera dientot lagi. Mungkin om Edo sadar bahwa masih ada tugas selanjutnya yaitu mengentotiku, maka tanpa buang buang waktu segera diacungkannya kontolnya ke mulut Lina. Agak kikuk Lina menerima pemberian itu, tetapi karena tadi dia melihatku, mengelus elus, menjilat jilat dan menyedot nyedot kontol om Edo, maka diapun berusaha berbuat demikian. Hampir tidak masuk kontol om Edo kedalam mulut Lina yang mungil itu. Setelah beberapa saat dihisap hisap, kemudian om Edopun mencabut kontolnya dari mulut Lina dan langsung mengarahkannya ke tengah lobang nonok Lina dan …bleeesss………karena nonok Lina sudah banjir, hanya dengan sedikit kesulitan kontol om Edo sudah amblas seluruhnya kedalam lubang nonok Lina dan…..”Ooouuuggghhhhh…….” Pekik Lina lirih “ Teerruuuusssss……maaas….. ggennjjot llaggiiii ……..” pinta Lina sambil merem melek dan wajahnya memerah padam. Tanpa membuang buang waktu om Edopun langsung memompakan kontol besarnya secara cepat dan bertubi tubi didalam lubang nonok Lina. “Ughhhh….. ughhhhh….” Terdengar rintihan nikmat Lina dipadu dengan bunyi kontol om Edo keluar masuk nonok Lina yang makin banjir itu. Rupanya om Edo ingin perngentotan ini cepat selesai maka makin kencanglah kontolnya menyodok nyodok lubang nonok Lina. Rupanya karena termasuk golongan pemula dalam blantika perselingkuhan maupun tehnologi persetubuhan, Lina masih bersumbu pendek dan cepat mencapai puncak birahi karena belum setengah jam, tiba tiba tubuh Lina mengejang, pinggulnya diangkat tinggi tinggi sembari tangannya memeluk erat pinggang om Edo maka …… “Maaas… akkuuu ……. nyampeeee….. “ dan seiring dengan itu tangannya memeluk makin erat tubuh om Edo seolah tidak mau lepas lagi. Beberapa saat kemudian barulah dia tergeletak dengan lemas dibawah tubuh telanjang om Edo. Om Edopun tersenyum sambil melirik kearahku dan tangan nya mengelus elus rambut Lina. Rupanya Linapun keenakan diperlakukan demikian. Dengan lembut ditinggalkannya Lina yang telentang manja dan langsung menghampiriku. Akupun tahu diri, segera kutelentangkan diriku, kubuka pahaku lebar lebar sambil kutekuk lututku keatas. Tanpa basa basi om Edo langsung menyerbu diriku dan memasukkan kontolnya ke lubang nonokku. Jago benar dia, tusukan kontolnya bisa persis ditengah tengah lubang nonokku. Tentu saja aku tergelinjang menerima tusukan yang tiba tiba itu. Dan dengan nafsu yang membara karena sempat tertunda tadi, maka kulayani om Edo dengan sepenuh keahlianku. Kuempot empot kontol om Edo dengan nonokku, dan kugoyang goyang dengan hebat, sehingga walaupun memakan waktu agak lama dan mengeluarkan suara crot … crot … crot sekitar setengah jam lebih, maka om Edo dan akupun secara bersamaan melayang ke langit biru yang diselimuti kenikmatan dan …..” Ugghhhhh..ughhh….. om, Ines….. mmmau….. nyampee….. ogcchhhhh……..” “Aakkuuu….. jjuggaa…..mo ngecret, Nes……. aayyoo….bbaarrreeennggggggg…..” “ukkhhh… acchhhhh….. mmhhhhh…..” dan ……..sshhyyuuuurrrrrrrr…… seperti semburan Lumpur hangat lapindo di Sidoarjo sana nonokku dan kontol om Edo secara bersama sama menyemburkan cairan kenikmatan banyak sekali. Kontol om Edo tetap aku jepit erat erat dengan nonokku sehingga seluruh pejunya habis tertelan kedalam lubang nonokku. Tubuhku dan tubuh om Edo berpelukan erat sekali sambil bibir kami berpagutan. Tentu saja hal semacam ini belum pernah dialami dan dilihat oleh Lina. Dengan keadaan terengah engah aku lirik Lina duduk bersimpuh dekat sekali disamping kami sambil mulutnya ternganga, wajahnya merona merah sambil tanpa sadar tangannya memijit mijit itilnya sendiri. Rupanya dia amat terangsang dan ikut terhanyut dengan pemandangan didepan matanya itu. Maka acara selanjutnya kamipun menceburkan diri ke kolam renang, bercanda sebentar dan kemudian mandi bertiga di kamar mandi. “Nes ….” Kata Lina tiba tiba sambil merangkul bahuku dari belakang. Kurasakan kedua pentil Lina menempel di punggungku. “Hmmh …” sahutku. “Terus terang aku tidak tahu harus berterima kasih bagaimana kepadamu. Perngentotan seperti tadi sama sekali tidak pernah kubayangkan. Bermimpipun tidak pernah. Aku tidak pernah membayangkan kok perngentotan bisa mendatangkan kenikmatan yang begitu hebat dalam diriku”. Rupanya Lina itu wanita yang kesepian, suaminya janrang sekali memberikan nafkah batin karena sibuk dengan pekerjaannya saja. Bertemu dengan om Edo gak tau dimana, Linapun membuat fantasi seksnya selama ini menjadi kenyataan. Malah dia menginginkan ber threesome, itulah sebabnya om Edo mengajakku untuk join dalam kegilaan ini. Terima kasih Lina. Sepertinya semuanya belum puas dengan ngentot yang cuma seronde. Om Edo berbaring telanjang di kasur angin. Lina segera mengocok-ngocok kontolnya perlahan. Aku berjongkok di depannya. Lina mulai memasukkan kontol om Edo ke dalam mulutnya. Kepalanya mulai bergerak naik turun. Pipinya yang sedikit menonjol disesaki kontol om Edo. Sementara aku menciumi dan menjilati pahanya menunggu giliran. Sesaat kemudian, Lina mengeluarkan kontol om Edo dari mulutnya, dan aku langsung meraihnya dengan bernafsu. Kujilati terlebih dahulu mulai dari kepala sampai ke pangkal batangnya, dan perlahan aku mulai menghisap kontol om Edo. Om Edo menarik Lina dan menciuminya. Linapun membalas pagutan om Edo. Ciuman dan jilatannya kemudian beralih ke pentil om Edo, sementara kontolnya masih menjejali mulutku. Segera om Edo menarik Lina kedalam pelukannya. Om Edo menjilati pentilnya. “Ahh…ssstt…” erangan nikmat keluar dari mulut Lina. Erangan ini semakin keras terdengar saat jari om Edo mengusap-usap nonoknya. “Sebentar ya Nes..”kata om Edo sambil mencabut kontolnya dari mulutku. Lina ditariknya sampai berbaring dan om Edo mengarahkan kontolnya ke nonok Lina. “Pelan-pelan ya mas.” desah Lina perlahan. Kontol om Edo mulai menerobos nonok Lina. Erangan Lina semakin menjadi. Tangannya tampak meremas sprei ranjang. Mulutnya setengah terbuka, dan matanya terpenjam. “Ahhhh…ahhhh” desah Lina saat om Edo mulai menggenjot kontolnya keluar masuk. Lina mulai menggelinjang merasakan kontol om Edo menghunjam ke nonoknya sementara aku menonton adegan itu dengan penuh napsu. Om Edo menghentikan enjotannya dan mengganti posisi, sekarang Lina yang diatas. Kembali kontol om Edo menerobos nonok Lina. “Ahhhh….” erangnya. Lina kemudian menggoyang-goyangkan tubuhnya turun naik mengocok kontol om Edo didalam nonoknya. Om Edo meraih aku kedalam pelukannya dan mencium bibirku. Toketku diremasnya dengan gemas, pentilku mendapat giliran selanjutnya. “Sstttthhhh….sstttt” erangku saat om Edo menjilati dan dengan gemas mengisap toketku. Sementara Lina masih menggoyang-goyangkan tubuhnya. Matanya terpejam. Om Edo memilin-milin pentil Lina sementara aku menjilati pentil om Edo. “Ahhhhh……” erang Lina panjang saat dia nyampe. Tubuhnya mengejang beberapa saat, kemudian lunglai di atas tubuh om Edo. Om Edo menciumi pundak Lina beberapa saat, sebelum digulingkan kesebelahnya. “Giliranmu Nes..” katanya. Aku langsung menghentikan hisapanku pada pentilnya, dan dengan bergairah menggantikan posisi Lina. Aku menaiki tubuhnya dan kuarahkan kontol om Edo ke nonokku. “Ihhh..gede banget…iihhhh” desahku saat kontolnya menerobos nonokku. Dengan bernapsu aku menggoyang-goyangkan tubuhku. Toketku berguncang-guncang saat aku mengenjotkan pantatku turun naik. Terkadang om Edo menarik tubuhku agar dia bisa menghisapi pentilku. Bosan dengan posisi ini, om Edo minta aku menungging sambil memegang tepian bagian kepala ranjang. Disodokkannya kontolnya kembali ke dalam nonokku. Aku kembali mengerang. “Ihh..ihh..” desahku saat dienjot dari belakang. Lina tak berkedip melihat aku dientot secara “doggy-style”. “Sini Lin” om Edo memanggilnya. Saat dia menghampiri, langsung om Edo kembali menciumi Lina, sementara itu tangannya memegang pinggangku sambil sesekali menepuk-nepuk pantatku. “Ihh..ihh.. Ines nyampe om.” erangku saat aku nyampe. Dia melepaskan kontolnya dari nonokku. Aku ditelentangkannya dan segera kontolnya ambles lagi dinonokku. Om Edo dengan penuh napsu mengenjotkan kontolnya dengan cepat dan keras, keluar masuk menggesek nonokku, sampai akhirnya dia menjerit keenakan. Terasa ada semburan peju hangat didalam nonokku. Diapun terkulai. “Om mainnya hebat banget …” kata Lina sambil tersenyum. “Iya..kita berdua aja dibuat kewalahan…”sahutku sambil mengusap-usap dadanya. “Habis kalian cantik-cantik sih. Jadi nafsu nih” jawabnya. “Kita sih puas banget deh dientot mas, lemes tapi nikmaat banget, ya Nes” kata Lina. “Yang gemesin ini lho..gede banget ukurannya” kataku sambil mulai mengusap-usap kontolnya. “Iya.Rahasianya apa sih om?” TKurasakan kontolnya mulai mengeras lagi, luar biasa. “Mas, buat kenang-kenangan Lina video ya..” ujar Lina tiba-tiba, sambil bangkit mengambil HPnya. “Jangan ah. Udah nggak usah” om Edo menolak. “Ah..nggak apa mas. Habis kontolnya gemesin banget deh..Lina nggak ambil mukanya kok..” sahutnya. “Awas, bener ya. Jangan kelihatan mukanya lho” kata om Edo lagi. “Mas berdiri di sini aja biar lebih jelas. Terus kamu isepin Nes.. Ntar gantian” kata Lina. Om Edo bangkit dan berdiri di samping ranjang. Aku kemudian berjongkok di depannya, dan mulai menjilati kontolnya. “Rambut kamu Nes..jangan nutupin” kata Lina sambil mulai merekam adegan itu. Om Edo membantu aku menyibakkan rambutku dan aku mulai mengulum kontolnya sambil mengelus-elus biji pelernya. Lina merekam adegan itu dengan antusias. Om Edo mengerang nikmat, sambil membantu menyibakkan rambutku. Cukup lama aku mengemut kontolnya. Sementara tampak Lina sangat terangsang melihat aku menikmati kontol om Edo. “Nes..gantian dong..” katanya beberapa saat kemudian. Hpnya diserahkan ke aku, dan gantian Lina sekarang yang berjongkok di depan om Edo. Disibakkannya rambutnya kesamping agar aku dapat merekam adegan dengan jelas. Dijilatinya perlahan seluruh kontol om Edo. Lubang kencingnya digelitik dengan lidahnya, kemudian mulutnya mulai mengulum perlahan kontol om Edo. “Jangan pakai tangan Lin..” kataku yang sedang merekam adegan itu. Lina kemudian melepas tangannya yang memegang kontol om Edo, dan ia memaju mundurkan kepalanya. Sesaat kemudian dia mengeluarkan kontol dari mulutnya dan, tetap dengan tanpa memegang kontol, Lina menjilatinya sambil bergumam gemas. Kemudian dihisapnya kembali kontol om Edo dengan bernafsu. Diperlakukan seperti itu, om Edo gak tahan lagi. “Arrghh.. hampir ngecret nih..” erangnya.”Om yang ambil ya..” kataku sambil menyerahkan hp padanya. Aku kemudian berjongkok bersama dengan Lina. Kontol itu kukocok-kocoknya. Om Edo tidak tahan lagi. Sambil merekam adegan, dia ngecret membasahi muka kami. Setelah beristirahat sejenak, om Edo meminta hp Lina. Dia ingin memastikan wajahnya tidak terlihat di rekaman video yang tadi diambil. Kemudian mereka berdua masuk kedalam, aku masih berbaring di kasur, tak lama kemudian aku ketiduran. Hari sudah gelap. Aku terbangun karena ada mencium bibirku. Om Edo duduk dikasur, aku ditariknya duduk disebelahnya. Napsuku bangkit dengan sendirinya. Segera tanpa membuang-buang waktu lagi om Edo menyambar tubuhku. Dilumatnya bibirku dan tangannya beraksi meremas toketku. “Hhhmm..gimana Nes? Udah siap dientot lagi?” “Lina kemana om?’ “Lagi tiduran dikamar, aku pengen ngentotin kamu sendirian deh Nes”. Kurasakan hembusan nafasnya di telingaku. Tangan gempalnya mulai meremasi toketku, sementara tangan yang lainnya mulai mengelus-elus pahaku. Aku hanya bisa menikmati perlakuannya dengan jantung berdebar-debar. Tangan yang satunya juga sudah mulai naik ke bagian selangkangan lalu dia menggesekkan jarinya pada daerah itilku. Toketku diremas, dibelai, dan dipelintir pentilnya, sambil tangan satunya tetep menggesek itilku. Aku melenguh kenikmatan. Tiba2 dia mendorongku telentang dikasur, dibentangkannya pahaku lebar-lebar, tangannya mulai merayap ke bagian selangkanganku. Jari-jarinya mengusap-ngusap bagian permukaannya saja lalu mulai bergerak perlahan-lahan diantara kerimbunan jembutku, jarinya mencari liang nonokku. Perasaan nikmat begitu menyelubungiku karena hampir semua daerah sensitifku diserang olehnya dengan sapuan lidahnya pada leherku, remasan pada toketku, dan permainan jarinya pada nonokku, serangan-serangan itu sungguh membuatku terbuai. Kedua mataku terpejam sambil mulutku mengeluarkan desahan-desahan “Eeemmhh..uuhh”. Kontol besarnya sudah mengeras dan mengacung siap memulai aksinya. Aku terbelalak memandang kontol hitam itu, panjangnya memang termasuk ukuran rata-rata, namun diameternya itu cukup lebar, dipenuhi dengan urat-urat yang menonjol. Dengan lembut dibelainya pipiku, lalu belaian itu perlahan-lahan turun ke bahuku. Direngkuhnya aku dalam pelukannya. Tangannya bergerak menjelajahi tubuhku. Dia mengencangkan remasan pada toketku kananku sehingga aku merintih kesakitan “Aaakkhh..sakit om!”. Dia hanya tertawa terkekeh-kekeh melihat reaksiku. “Uuuhh..sakit ya Nes, mana yang sakit..sini om liat” katanya sambil mengusap-usap toketkuku yang memerah akibat remasannya. Dia lalu melumat toketkuku sementara tangan satunya meremas-remas toketku yang lain. Perlahan-lahan akupun sudah mulai merasakan enaknya. Tubuhku menggelinjang disertai suara desahan saat tangannya mengorek-ngorek liang nonokku sambil mulutnya terus melumat toketku, terasa pentilku disedot-sedot olehnya, kadang juga digigit pelan atau dijilat-jilat. Kini mulutnya mulai naik, jilatan itu mulai kurasakan pada leherku hingga akhirnya bertemulah bibirku dengan bibirnya yang tebal itu. Naluri sexku membuatku lupa akan segalanya, lidahku malah ikut bermain dengan liar dengan lidahnya sampai ludah kami bertukar dan menetes-netes sekitar bibir. Om Edo lalu berlutut sehingga kontolnya kini tepat dihadapanku yang sedang telentang dikasur. Dia menggosokkan kontolnya pada wajahku. Aku mulai menjilati kontol hitam itu mulai dari kepalanya sampai biji pelernynya, semua kujilati sampai basah oleh liurku. Semakin lama aku semakim bersemangat melakukan oral sex itu. Kukeluarkan semua teknik menyepong-ku sampai dia mendesah nikmat. Saking asiknya aku baru sadar bahwa posisi kami telah berubah menjadi gaya 69 saat kurasakan benda basah menggelitik itilku. Dia kini berada di bawahku dan menjilati belahan nonokku, bukan cuma itu dia juga mencucuk-cucukan jarinya ke dalamnya sehingga nonokku makin lama makin basah saja. Aku disibukkan dengan kontolnya di mulutku sambil sesekali mengeluarkan desahan. Aku sungguh tidak berdaya oleh permainan lidah serta jarinya pada nonokku, tubuhku mengejang dan cairan nonokku menyembur dengan derasnya, aku telah dibuatnya nyampe. Tubuhku lemas diatas tubuh nya dan tangan kananku tetap menggenggam batang kontolnya. Setelah puas menegak cairan nonokku, dia bangkit berdiri di kasur. Tangan kokohnya memegang kedua pergelangan kakiku lalu membentangkan pahaku lebar-lebar sampai pinggulku sedikit terangkat. Dia sudah dalam posisi siap menusuk, ditekannya kepala kontolnya pada nonokku yang sudah licin, kemudian dipompanya sambil membentangkan pahaku lebih lebar lagi. Kontol yang gemuk itu masuk ke nonokku yang cukup sempit. Dia terus menjejalkan kontolnya lebih dalam lagi sampai akhirnya seluruh kontol itu tertancap. “Ooohh..nonok kamu lebih peret dari nonok Lina, Nes, nikmat banget deh”. Aku senang juga mendengar pujiannya. “Ines juga nikmat om, kontol om gede banget”. “Kamu belum pernah ngerasain kontol gede ya Nes”. “Yang gede sering om, tapi yang segede kontol om baru kali ini, enjot terus om, nikmaaat”. Puas menikmati jepitan dinding nonokku, pelan-pelan dia mulai menggenjotku, maju mundur terkadang diputar. Kurasakan semakin lama pompaannya semakin cepat sehingga aku tidak kuasa menahan desahan, sesekali aku menggigiti jariku menahan nikmat, serta menggeleng-gelengkan kepalaku ke kiri-kanan sehingga rambut panjangku pun ikut tergerai kesana kemari. Tampangku yang sudah semrawut itu nampaknya makin membangkitkan napsunya, dia menggenjotku dengan lebih bertenaga, bahkan disertai sodokan-sodokan keras yang membuatku makin histeris. Kemudian tangan kanannya maju menangkap toketku yang tergoncang-goncang. Hal ini memberi perasaan nikmat ke seluruh tubuhku. Setengah permainan, dia mengganti posisi. Aku disuruhnya nungging di dipan. Dari belakang dia sedang mengagumi tubuhku dan mengelus-ngelusnya. “Nah, ini baru namanya pantat” dia meremas bongkahan pantatku dengan gemas dan menepuknya. Saat dia mulai mengelus nonokku tanpa sadar aku malah merenggangkan kakiku sehingga dia makin leluasa merambahi daerah itu. Dia mulai mempersiapkan kembali kontolnya dengan menggosok-gosokkan pada bibir nonok dan pantatku. Kemudian dia menyelipkan kontolnya di antara selangkanganku lewat belakang. Aku mendesis nikmat saat kontol itu pelan-pelan memasuki nonokku. Kakiku mengejang ketika menerima sodokan pertamanya yang dilanjutkan dengan sodokan-sodokan berikutnya. Mulutku mengap-mengap mengeluarkan merintih terlebih ketika tangannya meremas-remas kedua toketku sambil sesekali dipermainkannya pentilku yang sudah mengeras. “Ooohh.. enak banget deh ngentotin kamu Nes!” celotehnya. Tusukan-tusukan itu seolah merobek tubuhku, hingga 15 menit kemudian tubuhku bagaikan kesetrum dan mengucurlah cairan dari nonokku dengan deras sampai membasahi pahaku. Aku merintih panjang sampai tubuhku melemas kembali, kepalaku jatuh tertunduk, nafasku masih kacau setelah nyampe sekali lagi. Aku mengira dia juga akan segera mengecretkan pejunya, ternyata perkiraanku salah, dia masih dengan ganas mengenjotku tanpa memberi waktu istirahat. Rambut panjangku ditariknya sehingga kepalaku terangkat. Sudah cukup lama aku digenjotnya namun belum terlihat tanda-tanda akan ngecret. Variasi gerakannya sangat lihai sampai membuatku berkelejotan, juga staminanya itu sungguh diluar dugaan. Mendadak dia menarik lepas kontolnya, aku sudah siap menerima semprotan pejunya, namun ternyata kontol itu masih mengacung dengan gagahnya. Om Edo lalu duduk, “Sini Nes, om pangku!” suruhnya. Aku menurut saja dan tanpa diminta lagi aku naik ke pangkuannya, aku menuntun kontolnya memasuki nonokkku. Begitu kuturunkan pantatku langsung aku bergoyang di pangkuannya, dia pun membalas gerakkanku dengan menaik turunkan pantatnya berlawanan denganku sehingga tusukannya makin dalam. Wajahnya dibenamkan pada belahan toketku, tangannya yang tadi mengelus-ngelus punggungku mulai meraba toketku, mulutnya menangkap toketku yang satu lagi. Toketku disedot dan dikulumnya, kumisnya yang terkadang menyapu permukaan toketku memberi rasa geli dan sensasi yang khas. Kunaik-turunkan tubuhku dengan gencar sampai dia melenguh-lenguh keenakan, “Uuugghh..nonok kamu enak banget, Nes”. esahanku bercampur baur dengan lenguhannya. Kepalaku tengadah disertai lolongan panjang dari mulutku saat aku nyampe lagi, cairan nonokku kembali tercurah sampai membasahi dipan, secara refleks aku juga mempererat rangkulanku hingga wajahnya makin terbenam pada toketku. “Om, kuat banget sih ngentotnya, Ines dah beberapa kali nyampe, om belum ngecret juga, lemes om”. “Tapi nikmat kan?” Kemudian dia melepaskan kontolnya dan menyuruhku berlutut di hadapannya, diraihnya kepalaku dan didekatkan pada kontolnya yang lalu kujilati dan kusedot, rasanya sudah bercampur dengan cairan nonokku. Ketika tanganku sedang mengocok sambil menjilatinya tiba-tiba dia melenguh panjang dengan wajah mendongak ke atas, “Nes, aku mau ngecret, di nonok kamu ya”. Segera aku dibaringkan didipan, dia menaiki aku dan sekali enjot kontol besarnya langsung ambles semuanya di nonokku. Dienjotkannya kontolnya keluar msuk dengan cepat dan akhirnya, “Ooohh..Nes, aku ngecret” dan disusul ‘creett..creet..’ pejunya menyemprot dengan deras didalam nonokku, terasa sekali semburan kuatnya menghangati bagian dalem nonokku. Demikian lelahnya aku, sampai tubuh seperti lumpuh dan mata terasa makin berat. Sebelum kembali terlelap aku masih sempat mendengarnya berkata dekat kupingku “nonok kamu enak banget, aku jadi ketagihan nih!”
Share:

Kepuasan Tukar Goyangan

Kurasa tidak perlu aku ceritakan tentang nama dan asalku, serta tempat dan alamatku sekarang. Usiaku sekarang sudah mendekati empat puluh tahun, kalau dipikir- pikir seharusnya aku sudah punya anak, karena aku sudah menikah hampir lima belas tahun lamanya. Walaupun aku tidak begitu ganteng, aku cukup beruntung karena mendapat isteri yang menurutku sangat cantik. Bahkan dapat dikatakan dia yang tercantik di lingkunganku, yang biasanya menimbulkan kecemburuan para tetanggaku. Isteriku bernama Resty. Ada satu kebiasaanku yang mungkin jarang orang lain miliki, yaitu keinginan sex yang tinggi. Mungkin para pembaca tidak percaya, kadang-kadang pada siang hari selagi ada tamu pun sering saya mengajak isteri saya sebentar ke kamar untuk melakukan hal itu. Yang anehnya, ternyata isteriku pun sangat menikmatinya. Walaupun demikian saya tidak pernah berniat jajan untuk mengimbangi kegilaanku pada sex. Mungkin karena belum punya anak, isteriku pun selalu siap setiap saat. Kegilaan ini dimulai saat hadirnya tetangga baruku, entah siapa yang mulai, kami sangat akrab. Atau mungkin karena isteriku yang supel, sehingga cepat akrab dengan mereka. Suaminya juga sangat baik, usianya kira-kira sebaya denganku. Hanya isterinya, woow busyet.., selain masih muda juga cantik dan yang membuatku gila adalah bodynya yang wah, juga kulitnya sangat putih mulus. Mereka pun sama seperti kami, belum mempunyai anak. Mereka pindah ke sini karena tugas baru suaminya yang ditempatkan perusahaannya yang baru membuka cabang di kota tempatku. Aku dan isteriku biasa memanggil mereka Mas Agus dan Mbak Rini. Selebihnya saya tidak tahu latar belakang mereka. Boleh dibilang kami seperti saudara saja karena hampir setiap hari kami ngobrol, yang terkadang di teras rumahnya atau sebaliknya. Pada suatu malam, saya seperti biasanya berkunjung ke rumahnya, setelah ngobrol panjang lebar, Agus menawariku nonton VCD blue yang katanya baru dipinjamnya dari temannya. Aku pun tidak menolak karena selain belum jauh malam kegiatan lainnya pun tidak ada. Seperti biasanya, film blue tentu ceritanya itu-itu saja. Yang membuatku kaget, tiba-tiba isteri Agus ikut nonton bersama kami. “Waduh, gimana ini Gus..? Nggak enak nih.. !” “Nggak apa-apalah Mas, toh itu tontonan kok, nggak bisa dipegang. Kalau Mas nggak keberatan, Mbak Res diajak sekalian. ” katanya menyebut isteriku. Aku tersinggung juga waktu itu. Tapi setelah kupikir-pikir, apa salahnya? Akhirnya aku pamit sebentar untuk memanggil isteriku yang tinggal sendirian di rumah. “Gila kamu..! Apa enaknya nonton gituan kok sama tetangga.. ?” kata isteriku ketika kuajak. Akhirnya aku malu juga sama isteriku, kuputuskan untuk tidak kembali lagi ke rumah Agus. Mendingan langsung tidur saja supaya besok cepat bangun. Paginya aku tidak bertemu Agus, karena sudah lebih dahulu berangkat. Di teras rumahnya aku hanya melihat isterinya sedang minum teh. Ketika aku lewat, dia menanyaiku tentang yang tadi malam. Aku bilang Resty tidak mau kuajak sehingga aku langsung saja tidur. Mataku jelalatan menatapinya. Busyet.., dasternya hampir transparan menampakkan lekuk tubuhnya yang sejak dulu menggodaku. Tapi ah.., mereka kan tetanggaku. Tapi dasar memang pikiranku sudah tidak beres, kutunda keberangkatanku ke kantor, aku kembali ke rumah menemui isteriku. Seperti biasanya kalau sudah begini aku langsung menarik isteriku ke tempat tidur. Mungkin karena sudah biasa Resty tidak banyak protes. Yang luar biasa adalah pagi ini aku benar-benar gila. Aku bergulat dengan isteriku seperti kesetanan. Kemaluan Resty kujilati sampai tuntas, bahkan kusedot sampai isteriku menjerit. Edan, kok aku sampai segila ini ya, padahal hari masih pagi.Tapi hal itu tidak terpikirkan olehku lagi. Isteriku sampai terengah-engah menikmati apa yang kulakukan terhadapnya. Resty langsung memegang kemaluanku dan mengulumnya, entah kenikmatan apa yang kurasakan saat itu. Sungguh, tidak dapat kuceritakan. “ Mas.., sekarang Mas..!” pinta isteriku memelas. Akhirnya aku mendekatkan kemaluanku ke lubang kemaluan Resty. Dan tempat tidur kami pun ikut bergoyang. Setelah kami berdua sama-sama tergolek, tiba-tiba isteriku bertanya, “Kok Mas tiba-tiba nafsu banget sih..?” Aku diam saja karena malu mengatakan bahwa sebenarnya Rini lah yang menaikkan tensiku pagi ini. Sorenya Agus datang ke rumahku, “ Sepertinya Mas punya kelainan sepertiku ya.. ?” tanyanya setelah kami berbasa-basi. “ Maksudmu apa Gus..?” tanyaku heran. “Isteriku tadi cerita, katanya tadi pagi dia melihat Mas dan Mbak Resty bergulat setelah ngobrol dengannya. ” Loh, aku heran, dari mana Rini nampak kami melakukannya? Oh iya, baru kusadari ternyata jendela kamar kami saling berhadapan. Agus langsung menambahkan, “Nggak usah malu Mas, saya juga maniak Mas. ” katanya tanpa malu-malu. “Begini saja Mas,” tanpa harus memahami perasaanku, Agus langsung melanjutkan, “Aku punya ide, gimana kalau nanti malam kita bikin acara.. ?” “Acara apa Gus..?” tanyaku penasaran. “Nanti malam kita bikin pesta di rumahmu, gimana.. ?” “Pesta apaan..? Gila kamu.” “Pokoknya tenang aja Mas, kamu cuman nyediain makan dan musiknya aja Mas, nanti minumannya saya yang nyediain. Kita berempat aja, sekedar refresing ajalah Mas, kan Mas belum pernah mencobanya.. ?” Malamnya, menjelang pukul 20.00, Agus bersama isterinya sudah ada di rumahku. Sambil makan dan minum, kami ngobrol tentang masa muda kami. Ternyata ada persamaan di antara kami, yaitu menyukai dan cenderung maniak pada sex. Diiringi musik yang disetel oleh isteriku, ada perasaan yang agak aneh kurasakan. Aku tidak dapat menjelaskan perasaan apa ini, mungkin pengaruh minuman yang dibawakan Agus dari rumahnya. Tiba-tiba saja nafsuku bangkit, aku mendekati isteriku dan menariknya ke pangkuanku. Musik yang tidak begitu kencang terasa seperti menyelimuti pendengaranku. Kulihat Agus juga menarik isterinya dan menciumi bibirnya. Aku semakin terangsang, Resty juga semakin bergairah. Aku belum pernah merasakan perasaan seperti ini. Tidak berapa lama Resty sudah telanjang bulat, entah kapan aku menelanjanginya. Sesaat aku merasa bersalah, kenapa aku melakukan hal ini di depan orang lain, tetapi kemudian hal itu tidak terpikirkan olehku lagi. Seolah-olah nafsuku sudah menggelegak mengalahkan pikiran normalku. Kuperhatikan Agus perlahan-lahan mendudukkan Rini di meja yang ada di depan kami, mengangkat rok yang dikenakan isterinya, kemudian membukanya dengan cara mengangkatnya ke atas. Aku semakin tidak karuan memikirkan kenapa hal ini dapat terjadi di dalam rumahku. Tetapi itu hanya sepintas, berikutnya aku sudah menikmati permainan itu. Rini juga tinggal hanya mengenakan BH dan celana dalamnya saja, dan masih duduk di atas meja dengan lutut tertekuk dan terbuka menantang. Perlahan-lahan Agus membuka BH Rini, tampak dua bukit putih mulus menantang menyembul setelah penutupnya terbuka. “ Kegilaan apa lagi ini..?” batinku. Seolah-olah Agus mengerti, karena selalu saya perhatikan menawarkan bergantian denganku. Kulihat isteriku yang masih terbaring di sofa dengan mulut terbuka menantang dengan nafas tersengal menahan nafsu yang menggelora, seolah-olah tidak keberatan bila posisiku digantikan oleh Agus. Kemudian kudekati Rini yang kini tinggal hanya mengenakan celana dalam. Dengan badan yang sedikit gemetar karena memang ini pengalaman pertamaku melakukannya dengan orang lain, kuraba pahanya yang putih mulus dengan lembut. Sementara Agus kulihat semakin beringas menciumi sekujur tubuh Resty yang biasanya aku lah yang melakukannya. Perlahan-lahan jari-jemariku mendekati daerah kemaluan Rini. Kuelus bagian itu, walau masih tertutup celana dalam, tetapi aroma khas kemaluan wanita sudah terasa, dan bagian tersebut sudah mulai basah. Perlahan-lahan kulepas celana dalamnya dengan hati-hati sambil merebahkan badannya di atas meja. Nampak bulu-bulu yang belum begitu panjang menghiasi bagian yang berada di antara kedua paha Rini ini. “Peluklah aku Mas, tolonglah Mas..!” erang Rini seolah sudah siap untuk melakukannya. Tetapi aku tidak melakukannya. Aku ingin memberikan kenikmatan yang betul-betul kenikmatan kepadanya malam ini. Kutatapi seluruh bagian tubuh Rini yang memang betul-betul sempurna. Biasanya aku hanya dapat melihatnya dari kejauhan, itu pun dengan terhalang pakaian. Berbeda kini bukan hanya melihat, tapi dapat menikmati. Sungguh, ini suatu yang tidak pernah terduga olehku. Seperti ingin melahapnya saja. Kemudian kujilati seluruhnya tanpa sisa, sementara tangan kiriku meraba kemaluannya yang ditumbuhi bulu hitam halus yang tidak begitu tebal. Bagian ini terasa sangat lembut sekali, mulut kemaluannya sudah mulai basah. Perlahan kumasukkan jari telunjukku ke dalam. “ Sshh.., akh..!” Rini menggelinjang nikmat. Kuteruskan melakukannya, kini lebih dalam dan menggunakan dua jari, Rini mendesis. Kini mulutku menuju dua bukit menonjol di dada Rini, kuhisap bagian putingnya, tubuh Rini bergetar panas. Tiba-tiba tangannya meraih kemaluanku, menggenggam dengan kedua telapaknya seolah takut lepas. Posisi Rini sekarang berbaring miring, sementara aku berlutut, sehingga kemaluanku tepat ke mulutnya. Perlahan dia mulai menjilati kemaluanku. Gantian badanku sekarang yang bergetar hebat. Rini memasukkan kemaluanku ke dalam mulutnya. Ya ampun, hampir aku tidak sanggup menikmatinya. Luar biasa enaknya, sungguh..! Belum pernah kurasakan seperti ini. Sementara di atas Sofa Agus dan isteriku seperti membentuk angka 69. Resty ada di bawah sambil mengulum kemaluan Agus, sementara Agus menjilati kemaluan Resty. Napas kami berempat saling berkejaran, seolah-olah melakukan perjalanan panjang yang melelahkan. Bunyi Music yang entah sudah beberapa lagu seolah menambah semangat kami. Kini tiga jari kumasukkan ke dalam kemaluan Rini, dia melenguh hebat hingga kemaluanku terlepas dari mulutnya. Gantian aku sekarang yang menciumi kemaluannya. Kepalaku seperti terjepit di antara kedua belah pahanya yang mulus. Kujulurkan lidahku sepanjang- panjangnya dan kumasukkan ke dalam kemaluannya sambil kupermainkan di dalamnya. Aroma dan rasanya semakin memuncakkan nafsuku. Sekarang Rini terengah- engah dan kemudian menjerit tertahan meminta supaya aku segera memasukkan kemaluanku ke lubangnya. Cepat-cepat kurengkuh kedua pahanya dan menariknya ke bibir meja, kutekuk lututnya dan kubuka pahanya lebar-lebar supaya aku dapat memasukkan kemaluanku sambil berjongkok. Perlahan-lahan kuarahkan senjataku menuju lubang milik Rini. Ketika kepala kemaluanku memasuki lubang itu, Rini mendesis, “Ssshh.., aahhk.., aduh enaknya..! Terus Mas, masukkan lagi akhh.. !” Dengan pasti kumasukkan lebih dalam sambil sesekali menarik sedikit dan mendorongnya lagi. Ada kenikmatan luar biasa yang kurasakan ketika aku melakukannya. Mungkin karena selama ini aku hanya melakukannya dengan isteriku, kali ini ada sesuatu yang tidak pernah kurasakan sebelumnya. Tanganku sekarang sudah meremas payudara Rini dengan lembut sambil mengusapnya. Mulut Rini pun seperti megap-megap kenikmatan, segera kulumat bibir itu hingga Rini nyaris tidak dapat bernapas, kutindih dan kudekap sekuat-kuatnya hingga Rini berontak. Pelukanku semakin kuperketat, seolah-olah tidak akan lepas lagi. Keringat sudah membasahi seluruh tubuh kami. Agus dan isteriku tidak kuperhatikan lagi. Yang kurasakan sekarang adalah sebuah petualangan yang belum pernah kulalui sebelumnya. Pantatku masih naik turun di antara kedua paha Rini. Luar biasa kemaluan Rini ini, seperti ada penyedot saja di dalamnya. Kemaluanku seolah tertarik ke dalam. Dinding-dindingnya seperti lingkaran magnet saja. Mata Rini merem melek menikmati permainan ini. Erangannya tidak pernah putus, sementara helaan napasnya memburu terengah-engah.Posisi sekarang berubah, Rini sekarang membungkuk menghadap meja sambil memegang kedua sisi meja yang tadi tempat dia berbaring, sementara saya dari belakangnya dengan berdiri memasukkan kemaluanku. Hal ini cukup sulit, karena selain ukuran kemaluanku lumayan besar, lubang kemaluan Rini juga semakin ketat karena membungkuk. Kukangkangkan kaki Rini dengan cara melebarkan jarak antara kedua kakinya. Perlahan kucoba memasukkan senjataku. Kali ini berhasil, tapi Rini melenguh nyaring, perlahan-lahan kudorong kemaluanku sambil sesekali menariknya. Lubangnya terasa sempit sekali. Beberapa saat, tiba-tiba ada cairan milik Rini membasahi lubang dan kemaluanku hingga terasa nikmat sekarang. Kembali kudorong senjataku dan kutarik sedikit. Goyanganku semakin lincah, pantatku maju mundur beraturan. Sepertinya Rini pun menikmati gaya ini. Buah dada Rini bergoyang-goyang juga maju-mundur mengikuti irama yang berasal dari pantatku. Kuremas buah dada itu, kulihat Rini sudah tidak kuasa menahan sesuatu yang tidak kumengerti apa itu. Erangannya semakin panjang. Kecepatan pun kutambah, goyangan pinggul Rini semakin kuat. Tubuhku terasa semakin panas. Ada sesuatu yang terdorong dari dalam yang tidak kuasa aku menahannya. Sepertinya menjalar menuju kemaluanku. Aku masih berusaha menahannya. Segera aku mencabut kemaluanku dan membopong tubuh Rini ke tempat yang lebih luas dan menyuruh Rini telentang di bentangan karpet. Secepatnya aku menindihnya sambil menekuk kedua kakinya sampai kedua ujung lututnya menempel ke perut, sehingga kini tampak kemaluan Rini menyembul mendongak ke atas menantangku. Segera kumasukkan senjataku kembali ke dalam lubang kemaluan Rini. Pantatku kembali naik turun berirama, tapi kali ini lebih kencang seperti akan mencapai finis saja. Suara yang terdengar dari mulut Rini semakin tidak karuan, seolah menikmati setiap sesuatu yang kulakukan padanya. Tiba-tiba Rini memelukku sekuat-kuatnya. Goyanganku pun semakin menjadi. Aku pun berteriak sejadinya, terasa ada sesuatu keluar dari kemaluanku. Rini menggigit leherku sekuat- kuatnya, segera kurebut bibirnya dan menggigitnya sekuatnya, Rini menjerit kesakitan sambil bergetar hebat. Mulutku terasa asin, ternyata bibir Rini berdarah, tapi seolah kami tidak memperdulikannya, kami seolah terikat kuat dan berguling-guling di lantai. Di atas sofa Agus dan isteriku ternyata juga sudah mencapai puncaknya. Kulihat Resty tersenyum puas. Sementara Rini tidak mau melepaskan kemaluanku dari dalam kemaluannya, kedua ujung tumit kakinya masih menekan kedua pantatku. Tidak kusadari seluruh cairan yang keluar dari kemaluanku masuk ke liang milik Rini. Kulihat Rini tidak memperdulikannya. Perlahan-lahan otot-ototku mengendur, dan akhirnya kemaluanku terlepas dari kemaluan Rini. Rini tersenyum puas, walau kelelahan aku pun merasakan kenikmatan tiada tara. Resty juga tersenyum, hanya nampak malu-malu. Kemudian memunguti pakaiannya dan menuju kamar mandi. Hingga saat ini peristiwa itu masih jelas dalam ingatanku. Agus dan Rini sekarang sudah pindah dan kembali ke Jakarta. Sesekali kami masih berhubungan lewat telepon. Mungkin aku tidak akan pernah melupakan peristiwa itu. Pernah suatu waktu Rini berkunjung ke rumah kami, kebetulan aku tidak ada di rumah. Dia hanya ketemu dengan isteriku. Seandainya saja..
Share:

Digoyang Dua Cowok Duren


Satu lagi pengalamanku yang kutuangkan dalam tulisan, mungkin ini adalah kejadian yang umum, tetapi bagiku.. Ini adalah pengalaman yang sensasional dan terjadi pada masa sekarang. Dan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.. Sengaja nama pelaku aku samarkan, kecuali namaku. Dalam posisiku sebagai sekretaris sekarang ini, maka hubungan dengan relasi tidak bisa aku hindari.. Tugas entertaint selalu diberikan kepadaku, mungkin bos ku tahu benar bagaimana memanfaatkan kecantikanku didalam menghadapi klien atau relasinya, hingga akhirnya aku berkenalan.. Sebut saja namanya Mas Andy.. Seorang eksekutif muda.. Usianya kira-kira 30 tahun, tinggi 175 cm dengan bentuk tubuh proposional. Mas Andy ini sudah berkeluarga dan punya 2 putra, dalam sehari bisa 3-4 kali Mas Andy menghubungiku via telepon.. Dari membicarakan hal-hal yang berhubungan dengan bisnis sampai ke permasalahan rumah tangganya.. Hingga akhirnya aku mendengarkan pengakuan dari Mas Andy, ternyata dia seorang bisexual.. Gila..? Memang gila.. Tetapi aku malah antusias mendengarkan ceritanya, dan menurut pengakuannya.. Sekarang ini dia juga jalan dengan salah satu karyawannya.. Dan mereka telah jalan 1 tahun lamanya tanpa sepengetahuan siapa-apa.. Kecuali aku.. Sejak pengakuannya itu.. Mas Andy sering menelponku.. Dan apabila pembicaraan sudah menyinggung hubungan dengan karyawannya itu.. Aku tidak sungkan untuk mengodanya, kata.. Wah.. Asyik nih main pedang.. Atau gimana sih Mas ML nya.. Candaku selalu dijawab dengan tertawa saja oleh Mas Andy. Hari itu adalah hari jumat, dan seperti biasa Mas Andy kembali menghubungiku via telepon. "Hallo.. Selamat sore Nia" serunya. "Oh.. Mas Andy.. Selamat sore juga Mas" sahutku. "Apa nih acaranya nanti malam?" "Wah.. enggak ada acara nih Mas" "Gimana kalau nanti malam kita jalan.. Nanti kukenalkan temanku" seru Mas Andy lagi. Aku tahu yang dimaksud "temannya" itu adalah teman jalannya, dan memang akupun penasaran seperti apasih teman Mas Andy itu. "Boleh aja Mas" jawabku. "Oke.. Nanti aku jemput jam 8 malam yaa" serunya lagi. Jam 19.30 aku sudah berdandan rapih, aku memakai t'shirt dan jeans ketat, dibalik itu aku memakai bra dan g-string berwarna pink.. Warna favoritku, rambut hitamku yang panjang kubiarkan terurai kebelakang, dan benar.. Tepat jam 20.00 Mas Andy datang menjemputku, aku pun langsung masuk ke dalam mobilnya dan duduk di depan. "Wah.. Malam ini kamu cantik sekali Nia" puji Mas Andy, aku hanya tersenyum saja, lalu. "Nia.. Kenalkan temanku" seru Mas Andy. Ternyata dibangku belakang duduk seorang laki-laki, aku pun menoleh sembari mengulurkan tanganku. "Nia.. "sahutku, "Joni.." sahut pria itu sembari menjabat tanganku. Mhmm.. Ternyata yang namanya Joni ini macho juga.. pikirku. Selama perjalanan kami banyak ngobrol, dan dari pembicaraannya aku tahu kalau usia Joni ini sepantaran dengan aku yaitu 24 tahun, dan dia berasal dari daerah.. Dikota ini dia mengontrak rumah dan tinggal sendirian. Malam itu kami habiskan dengan duduk-duduk dan ngobrol di sebuah cafe.. Dan aku merasa geli juga melihat tingkah laku Mas Andy dan Joni.. kadang-kadang dalam tawa canda mereka.. Suka saling pandang dan sekali-kali saling berpegangan tangan layaknya seperti dua orang kekasih.. Apalagi sedari tadi tidak henti-hentinya mereka berdua memesan draft beer.. Minuman ringan kata mereka.. Sementara aku hanya memesan long island.. Minuman ringan juga.. menurutku? Jam sudah menunjukkan pukul 23.00 ketika kami keluar dari cafe itu, tampak sekali Mas Andy dan Joni sudah mulai dipengaruhi alkohol, sedangkan aku.. kepalaku mulai rada-rada pusing.. Karena pengaruh alkohol juga. Dari situ kita pergi ketempat Joni.. Jelas maksud Mas Andy adalah mendrop Joni terlebih dahulu, tetapi ternyata kamipun mampir ditempat Joni.. Dan aku menurut saja ketika disuruh turun.. Masuk ke dalam rumah Joni, akupun duduk diruang tamu.. Sementara Mas Andy dan Joni masuk ke dalam.. Aku tidak tahu apa yang mereka lakukan didalam.. Tetapi menunggu adalah pekerjaan yang paling menyebalkan.. Apalagi pengaruh alkohol sudah memenuhi kepalaku, aku pun berjalan ke dalam.. Menuju kesebuah kamar yang tidak tertutup.. Tampak cahaya lampu terang dari dalam kamar itu, ketika aku melihat ke dalam.. Terkejutlah aku.. Tampak Mas Andy dan Joni sedang.. berdiri ditengah kamar.. Dan berciuman.. Hah! Mas Andy hanya mengenakan jelana jeansnya.. Sementara kaosnya sudah entah kemana.. Dan Joni dia hanya memakai celana kolor saja.. Aku hanya berdiri bengong diambang pintu.. Melihat adegan itu.. Tampak mereka sangat ganas sekali berciuman.. Joni lebih sedikit agresif.. Dia berusaha melepas celana jeans Mas Andy hingga akhirnya terlepas lalu celana kolor Mas Andy pun dilepasnya.. Maka tampaklah batang kemaluan Mas Andy yang.. Besar dan tegang itu.. Ohh, segera Joni mencekal batang kemaluan Mas Andy itu lalu dikocok-kocoknya dengan tangan kanannya.. Setelah itu Jonipun berjongkok dihadapan Mas Andy.. Dan.. Astagaa.. Dengan ganas Joni mengisap batang kemaluan Mas Andy itu.. Woowww.. Sungguh indah sekali pemandangan di depanku itu.. Tampak batang kemaluan Mas Andy langsung dihisap oleh Joni.. Dijilat-jilat kepalanya terus dihisap lagi.. Joni mengerakkan kepalanya maju mundur sehingga tampak batang kemaluan Mas Andy keluar masuk mulut Joni.. Melihat itu semua membuat pikiranku jadi kacau.. Tetapi aku tidak mau berkedip sekalipun melihat itu.. Tiba-tiba Mas Andy menoleh kepadaku.. Dan tersenyum.. "Nia.. Jangan bengong aja.. Ayo masuk kesini" serunya. Aku sempat terkejut.. Tetapi akupun berhasil menguasai diriku.. Lalu aku membalas senyum Mas Andy itu.. Dan.. Aku melangkah masuk ke dalam.. Duduk ditepian ranjang, dan memperhatikan adegan itu tanpa berkedip.. Maklum.. Aku suka banget melihatnya, kemudian Mas Andy menyuruh Joni duduk disampingku.. Dan dia berlutut dilantai diantara kedua kaki Joni.. Ditariknya celana kolor Joni itu hingga terlepas.. Tampak olehku batang kemaluan Joni.. yang berdiri tegak itu.. Tidak terlalu besar jika dibanding milik Mas Andy.. Tapi mengairahkan juga.. Oohh.. Dengan rakus Mas Andy langung memasukkan batang kemaluan Joni ke dalam mulutnya.. Dijilatinya.. Dari kepala sampai kebiji pelirnya.. Ohh indahnya.. Diam-diam akupun terangsang hebat.. Sementara Joni hanya mengelinjang keenakan dengan mata setengah terpejam.. Lalu Mas Andy mengangkat kedua paha Joni dan ditekuknya ke atas.. Lalu dia menjilati bagian bawah biji pelir Joni.. Tampak tubuh Joni tersentak-sentak keenakan.. Gilaa.. Aku hanya duduk menonton adegan itu.. Sungguh mengairahkan.. "Hayoo.. Nia.. Ikutan" seru Mas Andy. Aku hanya tersenyum saja.. Tapi gairahku.. Ohh.. Aku sudah tidak tahan lagi, akhirnya akupun mendekatkan kepalaku ke batang kemaluan Joni itu.. Tercium aroma khas.. Penis laki-laki, kemudian kujuiurkan lidahku menjilati batang kemaluan Joni.. Aaahh.. Nikmatnya.. Kukulum batang kemaluan Joni hingga. "Aahh.. Nggkk.. Uuhh.." terdengar erangan Joni.. Rupanya hal itu membuat Mas Andy kepingin batang kemaluannya dioral olehku, lalu dia berlutut ditepi ranjang dan menyodorkan batang kemaluannya hingga menyentuh pipiku.. Gilaa.. Aku tidak mau menyia-nyiakan itu.. Segera kukulum kepala batang kemaluan Mas Andy.. "Iyaa.. Iyaa.. Oohh" terdengar desisan Mas Andy.. Kukulum dan kujilati kedua batang kemaluan itu secara bergantian, dari sudut mataku.. Aku melihat Mas Andy memperhatikan perbuatanku itu demikian juga Joni. Lama kuoral kedua batang kemaluan mereka, kemudian Joni merubah posisinya.. Ia menungging ditepian ranjang.. Sementara Mas Andy mengambil sesuatu dari atas meja.. Akupun sadar apa yang akan mereka lakukan, rupanya permainan akan segera dimulai.. pikirku, tampak Mas Andy mengolesi batang kemaluannya dengan cream yang ia tuangkan dari botol, dan aku pun segera beraksi.. Kujilati anus Joni yang ditumbuhi bulu-bulu.. itu.. Terasa beberapa kali tubuh Joni tersentak-sentak karena nikmat.. Kucolok-colok ujung lidahku ke dalam.. "Aaahkk.. Ooh.. Nggkk.." Joni mengerang keenakan.. Lalu Mas Andy menyerahkan botol cream itu padaku.. Kutuang isinya ketelapak tanganku.. Lalu kuolesi ke sekitar anus Joni.. Sembari sekali-kali kususupkan telunjukku ke dalam lobang pantat Joni itu.. Setelah itu Mas Andy berdiri dibelakang bokong Joni dan segera mengarahkan batang kemaluannya ke lobang pantat Joni.. Akupun tidak tinggal diam.. Kubuka belahan pantat Joni.. Hingga tampak lobang anus Joni merekah.. Dan.. Bless.. Perlahan tapi pasti.. Batang kemaluan Mas Andy masuk ke dalam.. "oohh.. Nggkk.. Aahh" erang Joni.. Setelah itu tampak gerakan erotis pinggul Mas Andy maju-mundur.. Akupun turun dari ranjang sembari memperhatikan adegan itu.. Ohh.. Sangat.. Sangat sensasional.. Dan tanpa sepengetahuan mereka.. Aku mulai melepas pakaianku.. Hingga telanjang bulat.. Kemudian kupeluk tubuh Mas Andy dari belakang sehingga kedua buah dadaku menyentuh punggungnya.. Dan kedua tanganku pun melingkar di dadanya.. Kutempelkan perutku dan pinggulku ke tubuh bagian belakang Mas Andy.. "Aahh.. Nggkk.. " terdengar desisan Mas Andy.. Dalam posisi demikian.. Pinggulku pun kugerak-gerakan maju mundur mengikuti gerakan Mas Andy.. Aahh.. nikmatnya, kuciumi tengkuk Mas Andy dari belakang.. Aku benar-benar lost kontrol.. Rupanya Mas Andy tahu.. kegelisahanku.. Iapun mengulurkan tangan kanannya kebelakang dan langsung meraba kemaluanku.. Kurenggangkan pahaku agar tangan Mas Andy leluasa meraba-raba kemaluanku.. Aaahh.. Ohh.. Aku merintih.. Nikmat ketika jari-jari Mas Andy menyodok-nyodok liang kemaluanku.. Akupun segera mendekap semakin erat tubuh Mas Andy dari belakang dengan tetap mengikuti irama pergerakan pinggulnya. "Kamu mau Nia.." bisik Mas Andy. "Ooh.. Iya.. Mas.. Iya" sahutku. "Naik deh ke atas ranjang" serunya lagi. Akupun segera naik ke atas ranjang, dan menungging ditepian ranjang disamping Joni.. menanti dengan pasrah.. Lalu "Mau dimasukin kemana Nia..?" tanya Mas Andy. "Terserah mass" sahutku pelan. Ternyata Mas Andy memilih kemaluanku.. "Aah.. Oohh.. Aaghhkk" rintihku ketika terasa batang kemaluan Mas Andy yang masih berlumuran cream masuk ke dalam liang vaginaku.. Aku benar-benar merasakan nikmat.. Lalu Joni yang masih menungging disampingku menoleh padaku.. Akupun menoleh padanya lalu ia menjulurkan lidahnya.. Akupun segera menjilati lidah Joni dengan lidahku, akhirnya bibir kami bertautan.. Oohh.. Nikmatnya.. Setelah agak lama.. Akhirnya kami ganti posisi.. Joni terlentang diatas ranjang dan aku naik ke atas tubuhnya.. Perlahan-lahan aku memasukan batang kemaluan Joni ke dalam liang vaginaku.. Oohh.. Aaahh.. Nikmatnya.. Setelah itu aku menekuk kedua lututku kedepan sehingga dari belakang Mas Andy bebas memasukan batang kemaluannya ke dalam lobang pantatku.. Nggkk.. Aaahh.. Terasa seret.. Tapi peralahan-lahan.. Amblas juga seluruh batang kemaluan Mas Andy ke dalam lobang pantatku.. Gillaa.. Gilaa.. Nikmat.. Sekali.. Ohh.. Susah aku menuliskan apa yang aku rasakan tetapi.. Sungguh sensasi sekali.. Apalagi Joni.. Dia tidak tinggal diam.. Dengan rakusnya Joni mengisap-isap kedua puting payudaraku bergantian.. Oohh.. Sungguh.. Saat itu aku tidak mau permainan kami berakhir.. Dan walaupun aku sudah dua kali klimaks tetapi.. Aku tidak mau.. Permainan ini berakhir.. Akupun segera mengambil inisiatif. Aku minta agar posisi diubah.. Mas Andy terlentang diatas ranjang.. Sementara aku terlentang diatas tubuh Mas Andy, dan tetap batang kemaluan Mas Andy didalam anusku.. Dan Joni.. Telungkup diatas tubuhku dengan batang kemaluannya tertancap didalam vaginaku.. Oohh.. Nikmaatt.. Setiap gerakan yang mereka lakukan membuat tubuhku mengejang-ngejang menahan nikmat, apalagi tangan Mas Andy tak henti-hentinya meremas-remas payudaraku.. Ooh.. Aahh.. Ruaarr biassaa.. Lalu aku menekuk kedua lututku ke atas dan kedua kakiku segera merangkul pinggang Joni.. Nikmat sekali.. Apalagi Joni juga aktif menciumi bibirku, leherku dan seluruh wajahku dijilatinya, aku hanya bisa memejamkan mataku.. Menikmati kenikmatan yang tiada taranya ini, perlahan tapi pasti.. Joni mulai mempercepat gerakkannya, sementara pinggul Mas Andypun tidak mau diam, dia menghentak-hentakkan pinggulnya ke atas sehingga batang kemaluannya keluar masuk lobang pantatku. Ooohh.. Enak sekali, hingga akhirnya. "Aaggkk.. Aku.. Mau keluar.. Aku mau keluar" erang Joni. "Saya juga.. Oohh.. Aaakk.." erang Mas Andy juga. Gilaa.. Aku tidak mau.. Tidak mau permainan ini berakhir, aku pun menjadi egois sekali.. "Jangan.. Jangan dulu Mas.. Nanti aja.. Ohh" seruku dengan nafas memburu. "Kenapa.. Nia.. Nggkk.. Kamu belum puas..?" bisik Mas Andy. "Jangan dulu.. Mas.. Biar kuminum sperma kalian.." seruku. Gilaa.. Akupun tidak sadar mengucapkan kata-kata itu.. Tapi jujur.. Aku kepingin sekali.. Karena belum 100% puas jika belum menelan sperma mereka. Lalu akupun duduk ditepi ranjang sementara mereka berdua berdiri dengan masing-masing batang kemaluan mengarah ke bibirku.. Kukocok-kocok batang kemaluan mereka dengan kedua tanganku.. Sementara lidahku menjilati kesana-kemari.. Kuisap dan kukulum kedua batang kemaluan itu secara bergantian dan.. "Aaaggkk.. Nggkk.. Aarrgghhkk.." tiba-tiba terdengar suara erangan Mas Andy. Aku segera membuka mulutku dan.. Crott.. Croott.. Keluarlah sperma Mas Andy yang segera masuk ke dalam mulutku.. Nikmatt.. Sekali.. Dan kujulurkan lidahku menjilati lobang kencing Mas Andy.. Aku tidak mau kehilangan setetespun sperma Mas Andy itu. Beberapa detik kemudian Joni.. Dia mengerang panjang juga.. Walau mulutku masih penuh sperma Mas Andy.. Akupun siap menerima muncratan sperma Joni.. Kumasukan kepala batang kemaluan Joni itu ke dalam mulutku, dan.. Crot.. Crot tersemburlah sperma Joni didalam mulutku.. Ohh.. Banyak.. Sekali.. Sampai beberapa kali aku harus menelannya.. Akhirnya kami bertigapun rebah diatas ranjang.. Peluh membasahi tubuh kami.. "Nia.. Nia.. Tidak disangka.. Kamu luar biasa.." seru Mas Andy. "Benar.. Kamu hebat Nia" tambah Joni, dan aku hanya tersenyum saja. "Kalian juga aneh.. Tapi hebat" seruku. "Tapi ada satu permintaanku Mas.." tambahku. "Apa tuh Nia.." tanya Mas Andy. "Aku mau kita komitment.. Hanya sebatas ini saja.. Oke?" seruku. "Iya dong Nia.. Aku kan punya isteri.. Dan kamu juga.. Ada tunangan kamu" sahut Mas Andy. Akupun tersenyum puas.. Dan tanpa sadar aku melirik ke jam didinding.. Gilaa.. Sudah jam 2 pagi. Dan benar.. Mas Andy benar-benar memegang komitmentnya, setelah kejadian itu dia tetap sopan kepadaku, dan tidak sekalipun dia menyinggung-nyinggung kejadian itu, dan aku.. Akupun demikian.. Nothing happened beetwen us..
Share:

Gairah Membara Nafsu Istriku


Beberapa minggu kemudian ketika aku sendiri di rumah entah mengapa aku ingin membongkar menemukan rak buku istriku dan kutemukan seperti buku catatan umumnya karena di depan bertulisakan Exercise dan di dalamnya halaman mukanya memang latihan latihan Bahasa Inggris tetapi pada halaman ke 9 terdapat menyekat buku dan kutemukan tulisan istriku yang super hot menceritakan detail kejadian yang membuat kontolku ngaceng, rupanya kejadian itu berlangsung saat ku dinas 2 hari yang jaid Cuma 1 hari itu. Istriku menceritakan dengan detail dalam buku itu, seperti ini. Saat itu istriku duduk di bangku belakang diantara dua mahasiswanya, awalnya katanya mmelintir kedua pentil payudaranya istriku binggung karena pada saat itu dia memakai BH tipis di balik blouesnya yang sedikit transparan istriku semakin binggung tatkala pengait BH nya di lepas. Memang kedua mahasiswa itu tidak memperhatikan, pikir istriku jawaban dikumpulkan kepadanya di bangku belakang. Tapi keinginan istriku tak terlaksana karena godaan dan rangsangan semakin hebat, sehingga cerita istriku kakinya mulai terbuka dan celana dalamnya disingkap dan pasti itil, empik dan torok istriku dibuat mainan.Tapi karena saat itu merasa menolak karena berusaha untuk tidak mendesah maka istriku berusaha mengatupkan kakinya rapat-rapat Istriku semakin binggung tatkala tubuhnya bergetar karena dia menahan agar tidak orgasme. Istriku menoleh mahasiswa di kanan kirinya. rupanya kedua mahasiswanya masih konsentrasi kepada ujiannya dan konsentrasi kedua mahasiswanya pecah tatkala celana dalam istriku dipelorotkan hingga ke pergelangan kaki istriku diatas sepatu merah berhak tinggi dan tanpa kuasa kaki istriku diangkat dan celana dalamnya dlepas dan tiba-tiba celana dalam itu hilang. Satu per satu kejadian disaksikan dengan nyata oleh kedua mahasiswanya dan istriku menceritakan bahwa kedua mahasiswa itu adalah Thomas yang sudah tingkat akhir dan Lie yang masih di semester V. Akupun teringat ucapan Thomas dimana dia akan mencoba tubuh isriku. Kedua mahasiswa itu terus memandangi istriku dan keduanya mengumpulkan jawaban terakhir. “Boleh kami antar Bu Yati?’ tanya Thomas Istriku diam dan kebinggungan, saat itu mau nggak, aku tak mungkin jemput sedangkan kalau ya, jelas Thomas dan Lie akan berbuat macam-macam. “Kejadian tadi saya rekam,bu..”Kata Thomas Istriku saat itu berpikir bohong. “Buka, laptopmu, Lie”kata Thomas Thomaspun menyambungkan kabel ke laptop dan kejadian tadi terlihat jelas mulai dari istriku menggeser pantat bahenolnya bahkan pentil susunya yang besar tengah terangsang menonjol dari balik Bh tipis dan blousenya dan saat celana dalamnya terlepas dan hilang. “Kau menjebakku, Thomas,” kata istriku. “Buat apa, buY, akumengidolakan ibu, aku tak pernah mempunyai maksud menjelekkan ibu, apalagi menjebak. Ku lakukan ini karena mengidolakan iBu Yati saja lain tidak, tapi kalau ada kejadian yang di luar dugaan seperti tadi yah Lucky Me…”kata Thomas. Istriku tak dapat berkata apa-apa memang selama ini Thomas yang anak Papua hitam besar dan Lie anak Cina itu brlaku sopan, bahkan sangat sopan walaupun kadang Thomas suka mencuri pandang di payudara istriku yang montok. Apalagi saat istriku digunai Mbah Kotim supaya tidak bisa memakai celana dalam dan BH sehingga sering Thomas maupun Lie maupun mahasiswa lainnya berbisik bisik mengenai pentil susunya yang besar itu. “Nah, sekarang tergantung Bu Yati,” kata Thomas “Kini kau mengancamku,”kata istriku ketus. “Ya, kalau ibu tidak nurut kepada kami, akan saya buat fil box office di kampus ini,” kata Thomas semakin mengancam. Istriku tertunduk dan jantung istriku berdegup kencang ketika tangan kasar dan besar Thomas mendongakkan kepala istriku dan bibir tebalnya mendekati bibir istriku yang dosennya itu. “Jangaan, Thomas,”kata istriku “Ya, jangan di sini,” katanya sambil memberesi bawaan mereka. Istriku tak kuasa menolak di gelandang dua pemuda itu ke mobil hardtop mereka yang parkir sendiri di halaman kampus. Lie memegang kemudi dan Istrikupun dipersilahkan naik oleh Thomas dan begitu kaki kiri istriku naik ke hardtop yang tinggi itu “Thomaaas….,” desah istriku ketika tangan kasar dan besar itu meyusup di anatara dua pahanya. Thomas pun cepat naik dan “Thomaaas…jangaaaan… akuuuuu..mmmmmppppfz….” Bibir istrikupun dilumat bibir tebal Thomas. istriku tak dapat menghindar karena tangan kanannya memegangi kepala belakang istriku. Istriku meronta tatkala lidah Thomas berusaha masuk mulut istriku. Karena terus meronta “Kasih ini aja Thom,”kata Lie sambil menunjukan sebuah tube ke Thomas. Istriku yang mungil itupun dipeluk erat oleh tangan kanan Thomas dan dan “berhenti dulu, Lie,” Begitu mobil berhenti tangan kiri Thomas menarik kaki kiri istriku dan menguncinya begitupula Lie menarik kaki kanan istriku dan menguncinya dengan kaki kirinya sehingga kedua kaki istriku terkangkang lebar sehingga rok span merah elastisnya tersingkap sampai ke pangkal pahanya yang ditumbuhi jembut lebat. “Wah .. Bu Yati gondrong,” kata Thomas. “masak dosen gondrong. Lie memejet tube itu keluarlah jeli ditaruh di jari telunjuk kiri Thomas. “Jangaaaan Thomas…..” rintih istriku tapi apadaya “ooohhh ..zzzzz….jaaang …hek….” Itrikupun merasakan jeli dingingi itu dioleskan kebibir vaginanya, kemudian kelentinya “”Yang Banyak Lie, biar Bu Y nanti berdisko…,” kata Thomas dan lie memencet lagi tube itu dan meletakkan dijari telujuk dantengah Thomas yang dirapatkan. “Buka bibirnya….” kata Thomas dan istrikupun merasakan bibir vaginaya dibuka oleh jari-jari Lie dan “Eeehhhhh….jangaaaann Thomaaaaaaass…..,” istriku mendesah ketika dua jari hitambesar Thomas menerobos masuk liang vaginanya dan diputarnya yang menbuat istriku mengelinjang dan mendesah “Zzzz….Thomaaaaaaaas……,” Mereka kemudian melepaskan istriku dan menata kembali rok span merah istriku Tangan kanan Thomas memeluk istriku lagi tangan kirinya membuka kancing blouse istriku dan “breeeet” Tangan Thomas membetot BH istriku hingga tali-talinya terputus. Dikancingkannya kembali blouse istriku. “Ke rumahmu, Thomas ?” tanya Lie “Mau Bu Yati?” Thomas meneruskan pertanyaan Lie ke istriku. Istrikupun terdiam. “Kalau gitu, kita makan malam dulu….,” kata Thomas. Perasaan istriku lega saat itu karena yang dikhawatirkan istriku “dibawa” ke rumah Thomas pun pudar. Pada saat makan istriku menceritakan tak terjadi apa-apa hanya merasa dingin karena restorannya ber AC dan dibalik rok spannya tak ada lagi celana dalam yang menutup selangkangannya, Thomas dan Lie pun tak menyentuhnya sednagkan blousenya tak ada lagi BH yang melekat di dadanya membuat istriku semakin dingin dan hawa dingin itu bereaksi pada kedua putting payudara yang semakin mengeras. Karena Thomas berhadapan dengan istriku terlihat oleh istrik kedua mata Thomas pun melotot melihat gundukan dagaing montok dan kenyal di balik blouse istriku dan matanya tak berkedip melihat putting susu istriku yang tampak menonjol di balik blousenya. Sebelum menu penutup, Thomas berpamitan ke belakang dan setelah menu penutup Thomas memberikan segelas kecil minuman Sprite pada istriku. “Yoo, nanti Bu Yati kemalaman, kasihan nggak ada yang nemenin nanti malam ha…. ha…, mari diminum Bu,” katanya sambil melakukan toast. Malam itu hujan rintik-rintik dan jam menunjukkan pk. 08.45 tatkala istriku bersama Thomas dan Lie keluar restoran. Setelah mobil beberapa menit berjalan, istriku merasakan keanehan dalam tubuhnya. Istriku yang duduk di antara Thomas dan Lie yang memegang kemudi merasa kedinginan, dan rasa dingin itu berubah hangat dan sedikit panas pada daerah sensitif istriku. Makin lama makin terasa panas kemudian hangat dan istriku bebar-benar tak dapat mengontrol keadaan dirinya dan rasa gatal dan geli kini mulai menyergap bagian sensitif istriku di kedua putting susunya, payudaranya dan bibir kemaluannya. Rasa geli dan gatal itupun berubah rangsangan yang kecil yang lama-lama menghebat. Istrikupun berusaha mendekap kedua payudaranya dan kedua kakinya dirapatkan tatkala rangsangan dibagian payudara, putting susunya dan bibir vaginanya. “Heeh …,” istriku mulai mendesah ketika dirasakannya itilnya mulai terangsang dan mengeras. “Mmmff … ,” istriku mendesis ketika itilnya berdenyut denyut dan laing vaginanya mulai basah. “Kenapa, bu ?’ Tanya Thomas Istriku diam tak menjawab dan rangsangan itupun dirasakannya di seluruh tubuhnya, istriku menginggit bibir merahnya dan “Thoommaaaas …. aku kenapaaaa…?,” tanya istriku. Thomas memeluk istriku. “Jeng Yatiang tanya kok malah ibu yang tanya,” kata Thomas. Istrikupun benar-benar terangsang hebat sehingga tubuhnya semakin bergetar. “Ke rumahku ya, Bu Yati,” tanya Thomas. Istriku tak menjawab dan tangan kanan besar dan hitam Thomaspun mengelus pundak istriku terus turun di lengan kanan istriku dan “Thomaaas …. jangaaaaan …..,” desah istriku tatkala kedua jari-jari tangan Thomas yang besar-besar itu mengelus payudara kanan isteriku dari luar blousenya dan jari-jari itu terus memutari payudara kanan istriku dan “Thooomaaaasss……,” istriku mengelinjang tatkala Thomas mengelus-elus putting susu kanan istriku yang menonjol dari balik blousenya dan “Heehhggg …,” istriku tersedak ketika dua jari besar tangan kanan Thomas memencet putting susu kanan istriku. Tangan kiri Thomas pun meremas-remas payudara istriku yang semakin kenyal dan istrikupun semakin bernafsu oleh rangsangan di kedua payudara montoknya dan istriku mengerang erang “oh ! Oh! heq.. heg aaaahhh …..” tatkala kedua putting susunya dipelintir oleh jari-jari tangan Thomas. Lie pun mengeluselus paha kanan istriku dan semakin berani menyusup rok elastis merah istriku, sehingga istrikupun mengkangkangkan kakinya dan Lie langsung menyusupkan tangan kirinya ke selangkangan istriku yang langsung mendesah “Eeeeeh …” “Memang benar, katamu Thomas. Bu Yati terlalu gondrong,” kata Lie “Lieee …..” desah istriku ketika Lie menggosok selangkangan istriku yang ditumbuhi jembut panjang. Lie menelus elus bibir vagina istriku yang mengatupkan kakinya. Lie menarik kaki kanan istriku dan mengangkatnya hingga kaki kiri istriku di pangkuan kaki kiri Lie dan tangannya mengelus elus pangkal paha istriku mencari cari bibir vagina istriku kembali. Jari-jari Lie kini memggosok-gosok empik alias bibir vagina istriku yang mendesah dan rangsangan itu pun semakin kuat ketika jari-jari Lie mendapatkan yang dia cari, itil alias kelentit istriku. Jari tengah Lie disepanjang lubang dan bibie vagina istriku terus menggosok dan pangkal jari tengahnya bersentuhan terus dengan kelentit istriku yang mulai mengerang karena selain pangkal pahanya diobok-obok tangan kiri Lie, juga Thomas yang meremas remas kedua payudaranya yang berukuran 36C itu dan jari-jari Thomas mengelus putting susunya bahkan memencet-mencet dan sekali-kali memelintir dan menarik nariknya sehingga lubang vaginanya benar-benar basah. “Bu Yati sudah terangsang, ya,” kata Lie merasakan cairan istriku mulai membasahi bibir vaginanya sehingga terdengar bunyi kecepak di pangkal paha istriku “cepak cepak cepak” “Kita sudah sampai, Thomas,” kata Lie ketika Thomas akan membuka kancing blouse istriku Guk .. guk …anjing herder Thomas yang besar menyalak ketika Tuannya membuka pintu garasi. Istriku takut pada anjing yang membuat nyalinya kecil Thomas mengelus-elus kepala anjingnya. “nguuk …nguuk…” anjing itu menggeram. Lie memasukkan Hardtop itu ke garasi. Thomaspun menutup pintu garasi. Thomas membuka pintu kiri Hard top nya “Ayo, turun Bu Yati, selamat datang di rumahku,” kata Thomas yang diikuti anjingnya. karena takut istriku diam saja. “Ayo, Bu Yati, kenapa?” tanya Thomas. Istriku hanya menatap anjing si Thomas. “Ooh iBu Yati tahut anjing. ya?” tanya Thomas setelah melihat istriku memandang anjingnya. “Marco sini, ini ibu dosenku, Bu Yati namanya rupanya Bu Yati takut sama kamu,” kata Thomas “Nguuuk .. nguuk ….” anjing itu melanguh. “Yo kasih salam,” kata Thomas. Marco sang anjingpun melompat ke dalam Hard Top, istriku akan mundur tapi tubuh istriku tertahan oleh Lie yang belum turun dari mobil. “Nggak usah takut Bu Yati, Marco jinak kok, mau disuruh apa saja mau,” kata Lie sambil memeluk istriku dari belakang. Kedua kaki Marco kini di pangkuan istriku dan kaki depan kanan Marco menjulur ke depan untuk bersalaman dengan istriku. “Bu Yati, Marco mau berkenalan,” kata Thomas Dan jantung istriku berdegup kencang entah karena takut atau perasaan lainnya ketika istriku memegang kaki kanan depan Marco dan hidung Marco mengendus-endus perut istriku “Heeh ..” desah istriku. “Kenapa Marco?,” tanya Thomas “Oh kepalanya minta dielus, Bu Yati,”kata Thomas. Dan istriku merasakan perasaan aneh ketika tangan kirinya mengelus kepala Marco, perasaan aneh itu semakin menyergap istriku ketika Marco kembali mengendus-endus perutnya lagi dan “Ooh .. jangan …,” istriku melenguh keras ketika moncong Marco mengendus pangkal paha istriku yang masih tertutup rok span merahnya dan anehnya istriku merasakan rangsangan dan cairan vaginanya membasahi bibir vaginanya. “Waah sudah Marco, nanti..,” kata Thomas dan jantung istriku berdegup keras dengan kata-kata “nanti”. Marcopun turun sambil mendengus “Ngguk .. ngguk” dan mengibas ngibaskan ekornya dan istriku tahu artinya bahwa si Marco senang. Marcopun berlari kecil ke dalam rumah setelah membuka pintu tembus antara garasi dan rumah Thomas. “pandainya ..,”pikir istriku. Tangan kiri Thomaspun memegang tangan kanan istriku yang masih terjulur dan istriku mengeser tububya untuk keluar dari Hardtop tapi “Eeeh …” desah istriku ketika menurunkan kaki kirinya karena Thomas menyusupkan tangan kanannya ke selangkangan istriku yang sudah basah kuyup karena endusan Marco. “Thomaaas …,” rintih istriku karena jari tangan kananThomas menyusup ke rok span merah istriku dan rok itupun tersingkap ke atas memperlihatkan paha padat mulusnya, tangan Thomas mengerayangi pangkal paha istriku dan menuntun ke dalam rumah. Rumah Thomas tak begitu besar tapi dilihat dari perabotnya termasuk mewah. Istriku didudukkan di sofa biru panjang yang empuk tepat di tengah-tengah dan Thomas duduk di sebelah kanan istriku dan tangan kirinya memegang belakang kepala istriku dan bibir hitam tebalnya mendekat bibir mungil merah merekah istriku dan sekali lumat istriku seakan tak dapat bernafas lidahnya berusaha menyusup ke mulut istriku yang mengatupkan bibirnya menghindari juluran lidah Thomas ke mulutnya. Tiba-tiba tangan kanannya ke wajah istriku dan jari telunjuk dan ibu jarinya mentup hidung istriku dan secara otomatis karena tak bisa bernafas istrikupun membuka mulut mungilnya dan lidah Thomas yang hitam dan cerita istriku hampir sebesar kontolku masuk ke dalam mulutnya menjilati seluruh rongga mulut istriku. Dengan kekuatannya kepala Thomas menekan kepala istriku di sandaran sofa dan tangan kirinya mulai menyusup masuk rok span merah istriku “help…”desah istriku ketika tangan kanan Thomas menemukan kelentit istriku dan menggosok ngosok kelentit dan bibir vagina istriku yang sudah basah itu. Begitu cepatnya jari-jari tangan Thomas menggosok ngosok dan “pppffff ..pppfff….” desah tertahan istriku karena lidah panjang dan besar Thomas terus menjelajahi rongga mulut istriku. Tangan kiri Thomas mengangkat Kaki kanan istriku dan menjepitnya sehingga Thomas lebih leluasa menggosok selangkanagan istriku. “Mmpppfff pppfff….” desah istriku semakin cepat dan rupanya Thomas tahu kalau istriku akan orgasme pantat bahenol istriku terangkat angkat dan “ppmmmfff …pmmmmfff …..” istriku orgasme untuk pertama kali malam itu. Thomaspun melepas lidahnya dari mulut istriku “Enak, Bu Yati?”tanya Thomas “He eh…” jawab istriku Plol plok plok terdengar suara tepuk tangan Lie. “Thomas katamu kau ingin iBu Yati jadi dancer,” kata Lie sambil melemparkan sebuah tube merah ke Thomas. Lie memindah meja panjang di tengah sehingga hanya ada sebuah kursi di depan sofa Lie duduk di sebelah kiri istriku sehingga istriku diapit oleh kedua mahasiswanya. Rok span merah istriku yang tersingkap sampai pangkal pahanya memperlihatkan selangkannya yang ditumbuhi bulu bulu lebat kemaluannya dan kaki istriku yang maish terkangkang lebar diangkat dan dipangku oleh kedua mahasiswanya sehingga tubuh istriku melorot Thomas membuka dan memencet tube itu, keluarlah jeli bening. Jeli bening itupun dioleskan ke bibir vagina istriku, kemudian kelentit istriku. Thomas memencet lebih banyak lagi dan meletakkan dikedua jarinya kanannya dan “heek….” istriku tersedak ketika dua jari besar itu menerobos masuk liang vagina istriku yang basah. Hal itu dilakukan Thomas sebanyak tiga kali. Istriku merasakan dingin dan lengket di bibir vagina, kelentit dan utamanya lubang vaginanya yang banyak menerima jeli. “Ayo iBu Yati duduk di kursi itu,” kata Thomas sambil memapah istriku ke kursi di depan sofa. Mereka berdua duduk kembali ke sofa. Dan dalam hitungan menit, istrikupun merasakan bibir vaginanya,kelentitnya dan utamanya liang vaginanya bereaksi dan terangsang hebat. “Eeh .. eeh …. eeeh,” istriku mendesis desis, tubuhnya mulai bergetar dan “Oooohhh …..akuuuu …..ooohh…”rintih istriku, kini pantat bahenolnyapun bergoyang-goyang di kursi tangannya menyengkerap erat tangan kursi itu. “Jangaaan … jangaaan …kau rekaaamm ….oooohhh,” istriku merintih ketika melihat Lie mengarahkan handycamnya mengambil adegan itu. “oooohhh ….. kau jahhhaaaaaatt Lieeeee…”kedua tangan istriku mencengkeram erat pegangan kursi sehingga tubuh sintalnya melorot dan kedua kakinya terbuka sehingga selangkangannya tampak bulu bulu kemaluannya yang lebat. Thomas menghidupkan TV 27″ nya dan istriku melihat adegannya sendiri dan Lie memfokuskan wajah istriku dimana mulutnya mendesis “Ooohh….. jaangaaaan Liee ….. “, kemudian berpindah di dadanya dan tonjolan jelas putting susunya menonjol dari balik blouse tipisnya dan kedua kakinya yang masih memakai sepatu merah hak tinggi bergoyang-goyang semakin mengkangkang dan memfokuskan selngkangan istriku sampai terlihat itil istriku sebesar kacang yang menegang dan bibir vaginanya penuh dengan cairan vaginanya. “Suddaaaaaah Lieeee ….jangaaan kauuu terussskaaan …..”pinta istriku memelas. Lie tetap melakukan karena dia tahu kalau istriku tak dapat menahan nafsunya. Istriku saat itu begitu ingin sekali disetubuhi. “Oooohhh …..gimanaaaaaa iniiiiiii…..” desisnya berulang-ulang. “Ayo Bu Yati, aku ingin ibu masturbasi ,” perintah Thomas Istriku bertahan karena selama ini, istriku tak pernah masturbasi. “Ayoo…”perintah Thomas lebih keras “nggaaaak Thomas…..aku ngaaaak mauuuuu….” istriku menolak Tiba-tiba Thomas memencet tube merah “perangsang” itu lagi. “Thomas jangan nanti kebanyakan,”kata Lie. “Biar tahu rasa Bu Yati” katanya “Jangan Thomas kasihan, tadi itu cukup untuk semalam,” kata Lie menjelaskan Thomaspun merengkuh istriku dan tangan kirinya menahan pundak kanan istriku dan kakinya menahan kedua kaki istriku agar tetap terkangkang. Thomas memasukkan jarinya ke dalam liang vagina istriku”Oooh ….Thomas ..jangaaaaann eeehhh ..” Setelah memutar-mutarkan jari tangannya di dalam liang vagina istriku dengan kasar untuk meratakan jeli “Niih Bu Yati, biar ibu rasakan,”dan dia kembali duduk di sofa dan beberapa menit kemudian istriku berteriak tertahan karena belum pernah merasakan begitu hebat “Uughhh ….Thomaaaas …. kauuuuu jahaaaaattt…aaahh aakkuuu ingiiiiiin dikentoooot…….”teriak istriku Kedua mahasiswanya terbelalak mendengar ucapan mesum yang biasa diucapkan pelacur dari mulut ibu dosen yang mereka hargai dan adegan dan ucapan itu terekam di handycam milik Lie. “haa ha haa,” mereka berdua tertawa. “Kenapa lu dosen pelacur? Apa yang ibu rasakan, pelacur,” tanya Thomas Karena begitu hebatnya rangsangan yang dirasakan di daerah sensitif di seluruh tubuhnya terutama di bibir vagina, kelentit dan liang vagina istriku, istriku yang memang biasa meracau saat senggama denganku dan keadaannya yang saat ini tidak pernah dirasakannya istrikupun menjawab pertanyaan Thomas dengan merintih “Eeeeehh …….itiiiiiiilkuuuuuu …….oooooh …….empiiiiiiikuuuuuu wwwuuuhhh toroooookuuuuu ……..” Kedua mahasiswa itu berpandangan tak mengerti yang diucapkan istriku dalam bahasa daerah. “Apa itu dosen pelacur?” hardik Thomas. “Thomaaaass ….jahaaaaaaat …..kauuuu menyiksaaaa …iiiibuuuuu….”rintih istriku “Hei, dosen pelacur, jawab!!”bentak Thomas “Heehh …..heeeehh.. kelenttiiiiitkuuuuu …..Thomaaaass …..biiibiiiiirrr dan liaaaang senggaaaaamaaaakuu oooooh gataaaaaaaaaallll eeeehhh ayoooo…akkuuuu taaaak taaahaaaaaan Thomaaaaasss ……”rintih istriku menghiba. “Ayo bu masturbasi saja dulu biar kemaluanku berdiri,”kata Thomas berjalan mendekati istriku sambil mengeluarkan batang kemaluannya sebesar dan sepanjang kaleng Baygon yang masih loyo dan didekatkan di wajah istriku dan Lie mengikuti dengan handycamnya. “Oooohhh …..kauuuuuu beluuuum sunnaaaaaaaat, Thomaaaaass……ayoooo …” ajak istriku kepada Thomas. “IBu Yati..ayo masturbasilah…..”bisik Thomas “Nanti ku kasih ini,” katanya sambil mengeluskan batang kemaluannya ke wajah istriku. “Koontooolmuuuu ..bessaaaaar daaann panjaaaaang,”rintih istriku. Saat itu istriku benar-benar ingin bersetubuh. “Apa itu kontol, Bu Yati,” tanya Thomas “Baataaangmuuuu…”istriku menerangkan. “Oohh…. nanti iBu Yati tak kasih kontolku,” katanya “Ayo kubantu,” kata Thomas sambil memegang pergelangan tangan kanan istriku dan mengarahkan ke selangkangan istriku. “Nanti kalau iBu Yati kesepian, bisa melakukan sendiri,’ kata Thomas Karena begitu tak tahannya istriku menahan nafsunya, maka baru kali ini istriku merasakan tangannya sendiri mengelus-elus bibir vaginanya sendiri, rupanya istriku merasakan enaknya dan”eeeh…emppiiiiikkuuu ….” desah istriku “Apa itu empik, ibu”tanya Thomas “Biiibir vagiiiinaaa….” istriku menerangkan ditengah nafsunya yang menggebu. Karena tak tahan Istrikupun memindahkan elusannya pada kelentitnya. “Wwwwwwuuuuhhhh ,…..itiiiiilkkuuuu…Thomaaaas, kelentitkuu….ooohh Thomasss akuuuu tak taaaaahhaaaaan akkkkuuuu mauuuuuu keluaaaarrr….”istrikupun menggosok kelentitnya semakin cepat kakinya membuka menutup dan “Oooooooohhhhh ….Thomaaaaaaaaass ….akkkuuuuuuu keluaaaaarrrrr….”rintih keras istriku menggema di ruangan ketika mencapai orgasme kedua malam itu, tubuhnya mengejang kedua kakinya terbujur kaku dan sesaat memejamkan matanya dan mulut mungilnya yang merah terbuka sedikit Istriku tersentak ketika dirasakan benda keras berusaha masuk ke mulutnya. “Kulum kontolku, Bu Yati,”kata Thomas dan istriku tak dapat berkutik ketika kontol Thomas yang besar dan hitam dan belum disunat itu menerobos masuk ke dalam mulutnya. Istriku merasakan besarnya kontol Thomas dan istriku menghisap topi baja yang terbungkus kulup yang tebal dan panjang. Istriku merasakan sensasi lain ketika Thomas menekan ke mulutnya karena dirasakan diujung mulutnya kulup Thomas mengumpul dan istriku membayangkan kalao kontol Thomas masuk ke liang vaginanya “Enaaak buu Y…..”desis Thomas ketika ujung lidah istriku memainkan lobang kencing Thomas Thomas mengerang keenakan dan rupanya Lie tak tahan “mmpppfff….” istriku mendesah ketika dirasakannya bibir vaginanya dijilat jilat matanya melotot ke bawah dilihatnya Lie berjongkok diantara paha padatnya. Lidah Lie kini mempermainkan kelentit istriku dengan ganasnya dan beberapa saat kemudian Lie memanggul kedua paha di pundaknya dan jari-jari tangannya membuka lebar bibir kemaluannya dan denganmudah lidah Lie mengeksplorasi bibir vagina dan kelentit istriku. Tubuh Istriku meliuk liuk pantat bahenolnya maju mundur menghadapi serangan lidah dan mulut Lie yang menyedot nyedot liang vaginanya. Air liur istrikupun membasahi kontol Thomas karena terbuka lebar dan”mmmmpppffzzzz …mmmmpppfzzzzz…..”istriku mendesah dan airliurnya muncrat dan pantat bahenolnya maju ke depan menekan wajah Lie dngan selankangannya ketika orgasme ketiga istriku berlangsung. Nafas istrikupun mendengus dan keringatnya menetes di dahinya blouse istriku basah sehingga pentil susunya yang coklat menonjol nampak jelas terlihat. “Aku dulu,” kata thomas dan “rekam Lie,” Thomas pun diantara kedua paha istriku dan bertumpu di kedua lututnya dan kontolnya yang tegang dimana kulup panjangnya menutup ujung kemaluannya yang lebih besar diarahkan ke liang vagina istriku yang terbuka lebar karena habis disedot dan dibuka lebar oleh Lie. “Jangan kau tarik Thomas,”pinta istriku ketika Thomas menarik kulupnya agar helm besarnya menyembul. Thomaspun menarik ujung kulupnya. “Ibu belum pernah ngentot sama orang belum disunat, ya” “He eh” kata istriku sambil tersenyum “Heeggh …Thomaaas….” desah istriku ketika ujung kemaluan mulai melesak masuk ke laing vaginanya. Istriku merasakan sensasi yang luar biasa, selain besar kulup Thomas mengumpul diujung vaginanya didaerah G Spot istriku. Thomas pun menggerak-gerakkan ujungnya memutar mutar dan maju mundur. “Thomaaaaas ooooh enaaaak ……enaaaaakkkkk eeehhhh Thomaaaaaaaasss akuuuuu keluaaaaaaar” Istrikupun mengalami orgasme ke empat. Thomas pun memegangi paha istriku dan Thomas mengulang ulang adegan itu istrikupun orgasme yang kelima. Hal ini membuat Lie tak Kuat dia meletakkan handycamnya di tripot dan se telah mengatur lensa langsung mendekati istriku membuka kancing blousenya dan payudara montok kiri istrikupun tampak kencang dan pentil susunya mengacung kaku dan “haap…” Lie melahap payudara montok kiri istriku dan begitu lidahnya menempel di putting susu istriku, Lie pun kaget begitu pula istriku, karena air susu istriku keluar dari putingnya. istriku teringat Mbah Kotim yang sudah koit dan mbah Gandul yang hilang entah kemana. “Ibu menyusui?” tanya Lie dan air susu istriku menyemprot wajahnya. Istriku menggeleng dan Liepun melanjutkan sedotannya ke payudara kiri istriku untuk menghisap habis air susunya Karena melihat kejadian itu, serta merta Thomas membuka blouse sebelah kanan istriku dan tersembullah payudara kanan istriku dan karena gerakannya ke depan untuk melahap payudara kanan istriku maka masuklah kontol Thomas ke dalam liang vagina istriku. Sensasi keluar masuk kontol Thomas yang belum sunat sehingga menggerinjal di dalam liang vagina membuat istriku cepat orgasme dalam relatif singkat, bahkan istriku saat itu ingin bersetubuh dengan anak-anak SD atau SMP yang belum sunat.. Istriku mencapai orgasme ke 9 dengan Thomas yang mengakhiri dengan menelan peju Thomas sebanyak tiga kali sehingga Thomas terkapar sampai siang. Sedang Lie menyetubuhi istriku di kamar yang di samping kanan dan sebelah bawah tempat tidur terdapat cermin yang besar karena pemandangan itu istriku sangat puas karena selain Lie juga tidak sunat juga lembut dimana Lie senang menyetubuhi istriku memakai pakaian lengkap blouse tipisnya tanpa BH dan rok span elastis merah tanpa celana dalam dan bersepatu walaupun kontol Lie dibilang kecil tapi istriku bisa orgasme sampai enam kali sehingga malam itu istriku orgasme 15 kali Lie mengeluarkan air maninya sebanyak tiga kali saat menyetubuhi istriku, sekali air maninya di tumpahkan di mulut istriku dan dua terakhir ditumpahkan di rahim istriku, untuk kentotan yang terakhir Lie membalikkan tubuh istriku tengkurap menyeret kedua kakinya sehingga tubuhnya masih di tempat tidur tapi kedua kaki istriku terjuntai ke lantai. Ini merupakan pengalaman pertama istriku dimana istriku dikentot lelaki muda Cina dengan gaya kesukaannya doggie style dan istriku dapat dengan jelas dan utuh melihat bagaimana dirinya disetubuhi dengan ganasnya sehingga istriku dapat orgasme empat kali dalam gaya itu dan yang terakhir orgasme istriku bersamaan dengan muncratnya air mani Lie di dalam rahimnya dan trorok istriku yang terus terangsang karena jeli yang dioleskan Thomas terlalu banyak Lie tersungkur beberapa saat menindih tubuh istriku yang sudah mandi keringat bercampur dengan keringat Lie Usai mencabut kontolnya dari torok istriku, Lie berkata” besok-besok kalau Thomas sudah lulus, sama aku aja ya, bu. Papaku punya alat banyak, nanti kita coba” katanya ngeloyor ke luar kamar dan molor di ruang keluarga dan istriku sendiri yang lemas tak bertenaga tak sempat membentulkan letak rok spannya yang tersingkap di perutnya sehingga pantat bahenolnya dalam posisi menungging kakinya tertekuk dilantai sepatu merahnya masih melekat di kedua kakinya. Istriku benar-benar kecapaian dan terlihat sudah pukul dua pagi sehingga hampir empat jam dikentot habis-habisan oleh kedua mahasiswanya yang kontolnya belum sunat semua. Istrikupun tetap merasakan denyut denyut rangsangan di itil, empik dan toroknya karena saking capeknya istriku tertidur tengkurap dengan tubuh tetap di tempat tidur dan pahanya terkangkang lebar dan lututnya menopang tubunya tetap dalam posisi doggy style di lantai sehingga dari belakang terlihat selangkangan berbulu lebat yang benar-benar basah kuyup karena keringat peju kedua mahasisiwanya dan lendir istriku sendiri. Entah berapa lama istriku tertidur ketika istriku merasakan jilatan jilatan di selangkangannya dan istriku yang lunglai hanya dapat merasakan jilatan itu. “Lidahnya Kasar sekali,” batin istriku. Jilatan itu semakin terasa di empiknya alias di bibir vaginanya yang belum kering betul. “Uhh gila..,” batin istriku ketika di rasakannya air liur lidah itu benar-benar membuat basah selangkangannya dan “heeeh….” istriku mendesah pelan ketika lidah kasar itu menjilati kelentitnya. Ingin sekali rasanya istriku berteriak tapi membuka matapun rasanya sulit seperti kedua matanya di lem. Tubuh istriku hanya dapat bergetar merasakan jilatan lidah kasar itu, dan “heeh … heeeh ….,” istriku semakin mendesah seirama dengan nafsunya yang mulai meninggi. Jilatan lidah kasar dan “oooh kasaaaaar ..daaan ….. paanjaaaang,” desahnya “ooooh ….. akuuuu taaaak … kuuuuaaaaaat,” istriku mendesis dan “Ooooohh sssssiaaapppaaaaaa kaaaaaauuuu…..oooooohh akkuuuuuu…..keluaaaarrr….,” pantat istrikupun berkelejot, matanya semakin tak dapat dibuka. Tapi lidah kasar itu terus melanjutkan jilatannya dan kini mulai masuk ke dalam laing vagina istriku “mmmppphhhff … kaaasssaaaaar taaapiiii ennaaaaak…..,” desisnya dan lidah kasar itu semakin dalam masuk ke liang vagina istriku dan lidah istu semakin besar di pangkalnya sehingga liang vagina istriku bebar benar tersumbat oleh lidah kasar yang panjang dan besar di pangkalnya yang otomatis menggosok-ngosok liang vagina dengan kuat keluar masuk dan G Spotnya pun terkena kasarnya lidah itu. Istriku merasakan betapa hebatnya rangsangan di dalam liang vaginanya dan G Spotnya sehingga istriku memajumundurkan tubuhnya seirama dengan keluar masuk lidah kasar itu. “Ooohh tak pernaaah …kkuuu raasaaakaan seperti iniiii …,”desahnya kedua mata istrik semakin terpejam dan dirsakannya itilnya semakin keras, begitu pula kedua payudaranya yang montok semakin keras dan kedua putingnya tergesek-gesek dengan blouse nya semakin menegang kencang. “Ooooohh.. ennaaaaaaaakk …..ennnaaaaaak…..gilllaaaaaa …taaak pernaah kurasakan nika\maaat sepertiiii iniiiiii…..,”karena kenikamatan itu begitu lama dirasakan dan istriku tak orgasme-orgasme dan begitu merasakan kenikmatan yang membubung sangat tinggi, maka orgasme kali ini membuat istriku meledak dan jeritan kepuasan tak dapat ditahannya ketika istriku mencapai puncak kenikmatan “aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa….,” istriku melolong panjang tubuh sintalnya berguncang hebat dan keringatnya membanjir.ketika istriku orgasme yang paling panjang dalam hidupnya. Tubuh istriku benar-benar lunglai seperti dilolosi tulang-tulangnya hingga istriku benar-benar terdiam seperti seonggok daging nan sintal. “Guuk … guukkk…. nguk nguukk,” mata istriku terbeliak ketika mendengar gonggongan dan geraman anjing tepat di belakangnya “oooH Marco janggaaaaaann……” rintih istriku menyayat ketika dilihatnya di cermin Marco menaikki tempat tidur persis diatas tubuh istriku yang lunglai. Istriku tak dapat bergerak sedikitpun ketika dilihatnya di cermin kaki belakang Marco turun dan di lihatnya kontol Marco yang besar dan panjang berwarna merah mendekati selangkangan istriku yang terbuka lebar. “Jangaaan Marco jangaaaaaan,” pintanya pada Marco anjing herder itu, tapi istriku hanya bisa merasakan ujung kemaluan Marco telah menempel di liang vagina istriku dan “aaaaahhh ……saaaaakiiiiiiit ……” ketika Marco menusukkan batang kemaluannya yang kasar ke dalam laing vagina istriku. “Suuuddaaaah Maarr ccooooooo saaakiiiiiiit ….eeehhhh ammmpuuuuuun Maaaaarcoooo suuudaaaahhh…”hanya teriakan teriakan itu yang mampu dilakukan istriku. Tubuh istriku terdorong ke depan dan kedua pahanya tergencet bobot Marco dan tepian tenpat tidur. Karena istriku tak dapat bergerak maju lagi karena kedua paha mulusnya terhalang oleh tepian tempat tidue maka Marcopun dengan mudah memaksakan batang kemaluan kasarnya terus menyusup masuk ke liang vagina istriku. Istriku tak kuasa meronta hanya kedua tangannya mencengkeram dengan keras sprei tempat tidur disertai lenguhan keras kerika batang kemaluan Marco yang besar panjang dan kasar itu menembus rahimnya “Ooooooooooohhhh wwwwwwhhhhhhhh ssssssaaaaaaaaa……ooooohhhh ennnnaaaaaakk Maaaaarcoooo….akuuuuuu keluaaaaaaarrr …..” entah kenapa yang tadinya dirasakan istriku sakit berubah menjadi nikmat ketika Marco mengocok batang kemaluan kasarnya dengan cepat di dalam liang vagina istriku. Dengan jelas kini istriku melihat pantat Marco maju mundur dengan cepatnya yang mmebuat istriku orgasme berkali-kali saat Marco menyetubuhi istriku sampai “UUUuuu ….uuuuuung ….”Marcopun mulai melolong dan genjotan pahanya semakin cepat “Kaaau maaauuuu kelllyuaaarr Marcooooo ooooh gilaaaa akuuuuu orgasmeeee terus meneruuuusss….” Dan hujaman batang kemaluan Marco begitu keras dan istriku merasakan cairan hangat muncrat di rahim dan liang vaginanya bahkan sebagian besar keluar diantara laing vagina istriku dan batang kemaluan Marco sehingga membuat bunyi yang paling aneh dalam kehidupan istriku seprti orang kentut ..”mmpppreett .. preeeeettt …preeetttt …” bersamaan dengan itu air mani Marco muncrat dari liang vagina istriku. Marco yang besar itu menindih istriku. Bebarapa saat kemudian dirasakan ujung kemaluan Marco yang masih di dalam liang vagina istriku membesar. Istrikupun semakin binggung tubuhnya tertindi Marco. ‘Uuuh saaakiiit…,”desis istriku. Ujung kemaluan Marco semakin besar dan besar, istriku merasakan sakit yang luar biasa di laing vaginanya. Marcopun mulai bergerak yang membuat istriku semakin kesakitan. “Diam Marco,” desis istriku “Sakiiiiiiiiit ….” Marco tak mau diam. Dan tiba-tiba istriku teringat perlakuan Thomas kepada anjingnya Marco yang kini batang kemaluannya menghujam liang vagina istriku dan ujng kemaluan Marco dirasakan istriku semakin besar. “Marcoo saaayaaaaang, jangaaan bergeraaak yang sayaaaaang ibuuu saaakiittt ……sakiiiit sekali liang vagina ibuuuuu….”kata istriku menahan sakit dan tangannya berusaha mengelus kepala Marco dan benar Marcopun tenang sampai setengah jam lebih ujung kemaluan Marco membesar di dalam laing vagina istriku. Kemudian terlepaslah batang kemaluan kasar Marco dari liang vagina istriku yang terasa bengkak. Marco pun menjilati empik istriku kembali yang langsung terangsang lagi dan “eeeeehhhh….” desisnya ketika entah orgasme yang keberapa yang telah diraih istriku malam itu. Kemudian Marco mengangkat tubuh istriku hingga istriku terbaring lemah di tempat tidur dan Marco duduk didamping tubuh istriku. Tiba-tiba Marco mengendus endus dan mendekatkan kepalanya di dada istriku. Istrikupun maklum dibukanya blousenya dan istrik mengelarkan payudara kanannya dan lidah kasar Marco langsung menjilat putting susu istriku yang menegang dan “seer …seeeer ….” air susu istrikupun mancur dan dengan lahapnya Marco menghabiskan airsusu kanan istriku dan moncongnya menyusup ke blouse sebelah kiri istriku dan meyingkapnya dan dengan lahap pula Marco mengisap putting susu kiri istriku. Istriku mengelus elus kepala Marco hingga akhirnya Marco tidur dipelukan istriku. Paginya istriku terbangun ketika merasakan slangkangannya ada yang menjilati kembali. Begitu mata istriku terbuka dilihatnya Marco berdiri di tempat tidur menyusupkan moncongnya di rok span elastis istriku. Dilihatnya pintu kama masih terbuka, istriku mendengar dengkur kedua mahasiswanya bersahutan, karena takut perbuatan dengan Marco diketahui kedua mahasiswanya, istrikupun menyurh Marco “Marco…. tutup pintunya, sayang. Nanti ibu beri ..”kata istriku. “Nguuk …nguuuk …” Marcopun menutup pintu kamar pelan-pelan dan menguncinya. “Memang pintar,” batin istriku. Istriku kemudian bangun dan menuju kamar mandi yang ada di dalam kamar untuk mencuci muka. Marcopun mendekati pintu “nguuk …nguuuk” Ekornya dikibas kibas kan. “Sebentar Marco…,”kata istriku. Entah kenapa istriku ingin berhias untuk Marco, sang anjing herder yang memuaskan nafsu birahinya tadi malam, walaupun sempat kesakitan diakhir persetubuhan istriku dengan anjing herder. Istrikupun menuju meja rias. “Marco, tolong ambilkan tas, ibu di mobil juraganmu dan temannya jangan sampai terbangun. Marcopun pergi se telah membuka pintu dan kembali dengan tas istriku kemudian Marco mengunci pintu kembali. “Kau pintar Marco, nati ibu beri..” kata istriku dan “nguuk …nguuuk …” Marco mengibaskan ekornya. Istriku mulai merias diri agak menor dan tiba-tiba Marco berdiri di pundak istriku dari belakang lidahnya menjilat-jilat tengkuk istriku “Maarcooo…..,”desah istriku. Kurang sedikit sayang…kata istriku Istrikupun duduk di pinggir ranjang bagian bawah sehingga istriku dapat melihat dirinya, karena kejadian tadi malam membuatnya terangsang hebat ketika dirinya dari cermin disetubuhi baik Lie mahasiswa Cinanya dan Marco sang anjing Thomas. Istriku memanggil Marco yang masih duduk disebelahnya. dielusnya kapala Marco dan Marco pun berdiri dan langsung menjilati kedua betis istriku “Marcoooo.. desah istriku. Marcopun semakin menjilati lutut istriku, moncongnya mulai menyusup di rok span merahnya sehingga kakinya mulai terkangkang dan “Ooooh Marcoooo ……,’ desah istriku ketika moncong Marco mengendus endus selangkangan istriku dan “Eeeeeh ….enaaaaak …Marcoo …..,” ketika Marco menjilati pangkal paha istriku. “Marco ..ibu ingin berdiri,” kata istriku dan mengambil kursi yang ada sandarannya tepat di depan cermin. Kursi itu diletakkan di samping kanannya “Ayo Marco….” Moncong Marco menyusup ke rok span istriku. “Marcooo..eeeeeh .. ibuuu senaaaang melihatmu di cermin” “Ooohh ….enaaaak Marcooo….,”ketika lidah kasar Marco mulai menjilati bibir vagina istriku “Marcoooooooo………,” rintih istriku ketika kelentitnya juga dijilati Marco. Karena lidah Marco yang kasar terus semakin cepat menjilati bibir vagina dan kelentit istriku seperti anjing ynag seedang minum kehausan membuat istriku semakin mengkangkangan kedua kakinya selain terangsang hebat juga memberi ruang untuk Marco melakukan manuver terhadap bibir vagina dan kelentitnya yang semakin tegang. Tangan kanan istriku betpegangan ke kursi sedang tangan kirinya mengelus elus kepala Marco yang menyusup di rok spannya “Marcoooo… ibuuuu taaak tahaaaan sayaaaaang ooooohh Marcooo ooh ohh oooh ohhh ooooh aku keluuaaaaarrrrr…..” Pinggul istriku tersentak-sentak pada orgasme pertama istriku pagi itu Belum lagi pudar merasakan orgasmenya “ooooohhh Maaaaarcooooo…….”Rintih istriku ketika lidah kasar Marco masuk ke liang vagina istriku. Seperti tadi malam kenikmatan yang dialami istriku sangat panjang saat lidah kasar Marco di dalam liang vaginanya, kedua tangannya kini memegang kepala Marco yang menyusup di rok spannya “Marcooo….oraaang taaak bisaaa melakukaaaan sepertiii iniii, sayaaaaaang”desisnya berulang ulang. “Enaaaaaak….. Maarcooooo” Istriku semakin terangsang hebat ketika dia melihat dirinya di kaca meliuk-liukkan badannya. “Niiikmaaatnyaaaa…bertahaan . lamaaaaaaaa…Niiikmaaaat sekaliiiiii Marcoooo ….bikiiiiiiin gilaaaa ibuuuu Marcooooo…..” Mraco semakin gila mengeluat masukkan lidah kasarnya di liang vagina istriku yang terus merinti rintih nikat, kedua matanya terpejam. Baru sekitar 15 menit istriku merasakan kenikamatan yang semakin membubung tinggi sekali dan “Eh eh aaaaaaaaaaaaa zzzzzddaaaaapp ennaaaakkk Marcoooooo….ibuuuuu keluaaaaaaaaaar….” Tubuh istrikupun sempoyongan dan roboh tertelungkup di depan cermin besar di lantai berkarpet tebal itu tubuhnya mengelinjang seperti cacing kepanasan menghentak hentak kedua tangannya mencengkeram apa yang ada. Nafasnya ngos ngosan keringkatnya membanjir. Marco duduk sambil terus menjilati tengkuk istriku. Istrikupun tertidur sampai akhirnya bangun karena Marco menjilati selangkangan istriku lagi yang membuat istriku terangsang dan menungging dari cermin Istriku melihat ontol merah Marco yang besar dan kasar pun sudah tegang. Dengan moncongnya Marco menyingkap rok span merah istriku sampai di pinggangnya sehingga pantat tampak semakin bahenol dan Marcopun melompat diatas tubuh istriku. kaki depannya di pundak istriku dan pantatnya semakin mendekati pantat istriku dan ujung kemaluannya yang kasar menempel pada bibir vagina istriku “Pelaaaan Marcooo saakiiiiiit…..” Anjing pintar itupun menuruti perintah istriku memasukkan batang kemaluan kasarnya ke dalam liang vagina istriku dengan pelan tapi pasti. “Saaaakiiiiit Maaarcooooo koooontoolmuuu besaaar daan kasaaaarr…ooohh sakiiiiiiit” Begitu kemaluan Marco amblas seluruhnya di liang vagina istriku. Marco diam beberapa sat sampai istriku tidak mendesah sakit dan “Oooohh enaaaaakk Marcoooooo. enaaaaak” ketika Marco mengenjot pantatnya dengan cepat dan istriku merasakan kenikamatan yang tidak dirasakan dengan manusia, “Ooooohhh Marcoooo akkuuuuu keluaaaaar….” dan Marco terus mengenjot pantatnya tanpa henti sehinggga liang vagina istriku benar-benar kegelian yang amat sangat membuat orgasmenya terus menerus sampai akhirnya istriku tersungkur. Karena kepandaiannya Marco mengangkat tubuh istriku di ranjang sedangkan kakinya tetap di lantai bertumpu pada kedua lututnya. Marco meneruskan menyetubuhi istriku dengan brutal sampai istriku lunglai dan rasanya berpuluh puluh orgasme di alami istriku pagi itu dan setelah genjotan Marco istriku mendengar “preeeet…..preeettt..” ketika air mani Marco yang banyak keluar di sela-sela batang kemaluan Marco dan liang vagina istriku. Set elah keluar maka istriku merasakan ujung kemaluan Marco membesar lebih besar darii kemarin sehingga istriku pingsan hampir 3 jam. Istriku melarikan diri dari rumah Thomas, dan dicatat akhirnya dia merasakan ngilu di perutnya dan tak berani ngomong kepadaku
Share:

Breaking News

PALING DICARI

Arsip Blog

Diberdayakan oleh Blogger.

Label

Arsip Blog